Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Bakar Pintu Penyeberangan Rafah, Lanjutkan Serangan ke Gaza

Kompas.tv - 18 Juni 2024, 07:54 WIB
israel-bakar-pintu-penyeberangan-rafah-lanjutkan-serangan-ke-gaza
Gerbang perbatasan Rafah. Tentara Israel membakar habis gedung keberangkatan di pintu penyeberangan Rafah di sisi Palestina, dan memutus hubungan Jalur Gaza dari dunia luar, Senin (17/6/2024). (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

GAZA CITY, KOMPAS.TV - Tentara Israel membakar habis gedung keberangkatan di pintu penyeberangan Rafah di sisi Palestina, dan memutus hubungan Jalur Gaza dari dunia luar, Senin (17/6/2024).

Dilaporkan Anadolu, setelah menguasai pintu penyeberangan Rafah sejak 40 hari lalu, tentara Israel membakar fasilitas dan bangunan lainnya di pintu perbatasan Jalur Gaza-Mesir tersebut.

Beberapa akun media sosial Palestina membagikan gambar-gambar ruang keberangkatan yang sudah hangus terbakar.

Sementara serangan militer Israel di area Koridor Philadelphia Rafah, zona penyangga demiliterisasi sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, terus berlanjut.

Di Oslo, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini, Senin, menyatakan Israel terus menyerang wilayah selatan Gaza termasuk Rafah, meskipun pada Minggu (16/6/2024) telah mengumumkan jeda taktis pertempuran untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Minggu, mengkritik rencana jeda taktis pertempuran yang diumumkan militernya.

"Ada informasi keputusan seperti itu telah diambil, tetapi level politik (Israel) mengatakan tidak ada keputusan seperti itu yang diambil," kata Lazzarini dalam konferensi pers.

Baca Juga: Hari Kedua Iduladha: Israel Terus Bombardir Gaza, Keluarga Palestina Tak Punya Kesempatan Berkumpul

"Jadi untuk saat ini, saya bisa katakan serangan terus berlanjut di Rafah dan di selatan Gaza. Secara operasional, belum ada yang berubah."

Pada Senin, militer Israel mengeklaim pasukannya terus melakukan operasi berbasis intelijen yang difokuskan di area Rafah, termasuk pertempuran jarak dekat dengan pejuang Palestina dan penangkapan serta penghancuran senjata.

Lazzarini mengatakan UNRWA menerima pemberitahuan dari militer Israel tentang adanya jeda, tetapi pemberitahuan itu hanya dalam bahasa Inggris dan segera diikuti penyangkalan oleh pemerintah Israel soal instruksi tersebut.

"Saat ini, saya tidak melihat apa pun yang bisa disebut sebagai jeda," katanya.

Pada 6 Mei, tentara Israel menyerbu Rafah, sebuah kota kecil di ujung selatan Gaza, meskipun ada peringatan internasional.

Israel juga merebut pintu penyeberangan Rafah, rute vital untuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, sehingga memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sulit di wilayah tersebut.

Baca Juga: Puluhan Ribu Warga Israel Protes Netanyahu, Tuntut Pemilu dan Akhiri Serangan ke Gaza

Israel menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya terhadap Gaza, wilayah Palestina berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa yang telah didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Israel berdalih serangan terbarunya ke Gaza adalah balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 37.300 warga Palestina sejak 7 Oktober, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 85.000 lainnya terluka.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat serangan Israel di tengah blokade terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel tengah menjalani sidang atas tuduhan melakukan genosida dan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina di Gaza di Mahkamah Internasional (ICJ).

ICJ memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari sejuta warga Palestina mencari perlindungan dari serangan Israel sebelum wilayah itu diserbu pada 6 Mei.


 




Sumber : Anadolu/Straits Times




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x