Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu AS Klaim Netanyahu Setuju Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kompas.tv - 11 Juni 2024, 18:17 WIB
menlu-as-klaim-netanyahu-setuju-usulan-gencatan-senjata-di-gaza
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara kepada media usai bertemu keluarga dan pendukung warga Israel yang ditahan Hamas di Gaza, di Tel Aviv, Israel, Selasa, 11 Juni 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

ANKARA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengeklaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah "menegaskan kembali komitmennya" terhadap usulan gencatan senjata Gaza yang didukung oleh Presiden AS Joe Biden.

Pertemuan Blinken dan Biden dilaporkan terjadi pada Senin (10/6/2024) malam, di mana Netanyahu diklaim menyatakan dukungannya terhadap proposal tersebut.

"Saya bertemu dengan Perdana Menteri Netanyahu tadi malam, dan dia menegaskan kembali komitmennya terhadap proposal tersebut," kata Blinken, seperti dilaporkan Anadolu, Selasa (11/6/2024), yang mengutip media Israel, KAN.

Baca Juga: Hamas dan Otoritas Palestina Sambut Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

Dia juga menyebut sambutan Hamas terhadap pemungutan suara PBB atas resolusi gencatan senjata adalah tanda yang "menggembirakan."

Namun, dia justru meminta Hamas agar menyetujui proposal gencatan senjata tersebut dengan jelas.

"Jika Anda ingin gencatan senjata, desak Hamas untuk mengatakan ya," tambahnya.

Padahal, Netanyahu yang berulang kali menolak usulan gencatan senjata termasuk pertukaran tananan.

Pada 7 Mei 2024, Netanyahu secara terbuka menolak usulan gencatan senjata di Gaza, yang sudah diterima oleh Hamas.

Sehari sebelumnya, Hamas menyatakan menerima usulan gencatan senjata yang diajukan Qatar dan Mesir.

"Israel tidak dapat menerima usulan yang membahayakan keselamatan warga negara kami dan masa depan negara kami," kata Netanyahu dalam sebuah pesan video, dikutip Anadolu.

Dia menuding "usulan Hamas" bertujuan "untuk menyabotase masuknya pasukan kami ke Rafah."

Dia mengatakan usulan gencatan senjata tersebut "sangat jauh dari tuntutan vital Israel."

Ini bukan pertama kalinya Netanyahu menolak usulan gencatan senjata. Pada 7 Februari 2024, Netanyahu juga menolak usulan gencatan senjata yang diajukan Hamas.

Dilansir BBC, Netanyahu mengatakan negosiasi dengan Hamas "tidak menuju ke mana-mana" dan menyebut syarat gencatan senjata yang diajukan sebagai "aneh."

Usulan gencatan senjata Hamas tersebut meliputi penghentian pertempuran selama 45 hari yang diikuti dengan pertukaran tahanan, penarikan pasukan Israel, dan dimulainya pembangunan kembali rumah sakit dan kamp pengungsi.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata untuk Akhiri Perang Israel-Hamas di Gaza

Sementara menanggapi resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai gencatan senjata di Gaza yang diadopsi pada Senin, Hamas menyatakan menyambut baik usulan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan usai Dewan Keamanan mengambil keputusan, Hamas mengatakan mereka "menyambut apa yang termasuk dalam resolusi Dewan Keamanan, yang menegaskan gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan sepenuhnya, pertukaran tawanan, [dan] rekonstruksi."

Hamas juga menyatakan kesediaannya bekerja sama dengan mediator untuk terlibat dalam negosiasi tidak langsung mengenai "prinsip-prinsip resolusi yang konsisten dengan tuntutan rakyat dan perlawanan kami."

Sementara juru bicara Hamas, Jihad Taha, mengatakan "Upaya terus dilakukan untuk mempelajari dan mengklarifikasi beberapa hal guna memastikan implementasi oleh pihak Israel."

Dilansir Associated Press, Selasa, Taha mengatakan Israel sedang "mengulur-ulur waktu dan menciptakan hambatan untuk melanjutkan agresi."

Pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas serangan Israel di Gaza di markas besar PBB, Rabu (29/5/2024). (Sumber: AP Photo)

Pada hari yang sama, Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour juga menyambut positif lolosnya resolusi gencatan senjata tersebut.

“Posisi kami selalu untuk segera melakukan gencatan senjata untuk menghentikan pembunuhan rakyat kami. Resolusi ini adalah langkah ke arah tersebut,” kata Mansour dalam konferensi pers di New York, Senin.

Resolusi tersebut menyoroti upaya diplomasi yang dipimpin oleh Mesir, AS, dan Qatar serta menyambut usulan tiga tahap Biden yang disampaikan pada 31 Mei 2024.

“Kami berhasil sampai pada tingkat tertentu, namun tentu saja, kami tidak berhasil dalam semua hal yang kami inginkan. Namun, kami menyambut langkah ini, dan saya percaya semua rakyat Palestina menyambut langkah ini,” tambah Mansour.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Aljazair atas kontribusinya terhadap resolusi dengan tujuan membuatnya "lebih dekat dengan tujuan hak-hak nasional rakyat Palestina."

Dia menyerukan Israel untuk segera menerapkan resolusi tersebut, menekankan pentingnya menjadikan gencatan senjata permanen dan memastikan pembebasan tahanan Palestina.

Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangannya yang kejam terhadap Gaza, di mana sekitar 2,3 juta orang terjebak akibat blokade Israel yang diterapkan sejak 2007.

Serangan besar terbaru Israel ke Gaza dilakukan setelah Hamas menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 yang menurut Israel menewaskan hampir 1.200 orang. 

Israel terus melancarkan serangan, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 37.100 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan hampir 84.700 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan di Gaza.


 




Sumber : Anadolu/Associated Press/BBC




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x