GAZA, KOMPAS.TV - Hamas merespons sikap keberatan Israel atas proposal perdamaian yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pekan lalu.
Anggota senior Biro Politik Hamas Ghazi Hamad, menegaskan pada Minggu (9/6/2024), ada perbedaan besar antara proposal gencatan senjata Biden, dan posisi Israel terhadapnya.
Menurut Hamad, meski Biden memperkenalkan proposal perdamaian itu seperti datang dari Israel, namun Tel Aviv tak mendukung berakhirnya perang.
Baca Juga: Drastis, Macron Berniat Bubarkan Parlemen Prancis Usai Sekutunya Kalah dari Partai Sayap Kanan
Hamad menggambarkan reaksi Israel atas proposal Biden tersebut sangat negatif.
“Pekan lalu, ada pertemuan antara kepemimpinan Hamas dan mediator di Doha, serta kami sangat terkejut pidato Biden digambarkan berbeda oleh Israel,” kata Hamad dikutip dari The New Arab.
“Proposal Israel yang diperkenalkan kepada kami tidak dengan jelas dan dengan tegas mendukung gencatan senjata. Ini menjadi bukti tak adanya harmoni antara pandangan semua pihak, serta bahwa pidato Biden diartikan berbeda (oleh Israel) ,” tambahnya.
Biden mengumumkan tiga fase rencana perdamaian untuk Gaza pekan depan, yang ia klaim diajukan Israel.
Kesepakatan tersebut termasuk gencatan senjata permanen, pemunduran pasukan Israel sepenuhnya dari Gaza, dan pembebasan sandera Israel di Gaza.
Namun, usai pengumuman Biden, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mulai menepis proposal perdamaian itu.
Ia mengatakan Israel akan meneruskan peruang yang bertujuan menghancurkan Hamas.
Di lain pihak, Hamas menanggapi positif pidato Biden, meski AS mulai menyalahkan kelompok perlawanan Palestina itu atas minimnya kemajuan dari negosiasi.
Hamad pun menunjuk bahwa Hamas telah setuju dengan persyaratan Biden, dan mengatakan Israel yang menghambat negosiasi.
“Sejauh ini, kami tak memiliki posisi yang jelas dan tepat dari Israel terkait gencatan senjata permanen, yang mana kami inginkan dari para mediator. Kami katakan kepada mereka jika ada gencatan senjata permanen dan pemunduran sepenuhnya (pasukan Israel) dari Gaza, kami siap melanjutkan negosiasi,” tuturnya.
Hamad sendiri mengakui bahwa Pemerintahan Biden ingin perang di Gaza segera berakhir.
Baca Juga: Ukraina Klaim Hancurkan Pesawat Canggih Rusia dan Lukai Personelnya
Tetapi ia melihat tekanan AS ke Israel telah gagal, dan perang di Gaza akan berlanjut karena Israel yang keras kepala, meski ia yakin negara Zionis itu tak mencapai apa-apa.
“Israel, khususnya Netanyahu, tak menginginkan perang berhentu. Setelah delapan bulan, Netanyahu belum mencapai apa pun,” kata Hamad.
“Netanyahu tak membebaskan seluruh sandera, tak menghancurkan Hamas, dan tak memiliki realitas baru di Gaza sejauh ini, meski Amerika memberikannya kesempatan mengakhiri operasi militer,” lanjutnya.
Sumber : The New Arab
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.