WASHINGTON, KOMPAS.TV - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller membuat pernyataan mengejutkan.
Ia mengatakan bahwa Israel memiliki hak menyerang warga sipil Gaza.
Hal itu diungkapkannya, Kamis (6/6/2024) saat merepons pertanyaan mengenai serangan Israel ke sekolah PBB di Gaza yang dilaporkan membunuh puluhan orang.
Baca Juga: Demi Bebaskan 4 Sandera Israel di Gaza, Ratusan Warga Palestina Jadi Korban Tewas
Apalagi, sekolah tersebut menjadi fasilitas yang menampung 6.000 pengungsi.
Namun, pernyataan tersebut langsung dianulir Kemlu AS dengan dalih salah ucap.
“Ini merupakan situasi sulit. Jika benar Hamas bersembunyi di sekolah, militan lainnya juga bersembunyi di sekolah dan mereka target yang dilegitimasi, tetapi di saat yang sama mereka dekat dengan warga sipil,” ujar Miller dikutip dari Anadolu Agency.
“Israel memiliki hak mencoba dan menyerang warga sipil itu, tetapi mereka juga memiliki kewajiban meminimalisir disakitinya warga sipil, dan melakukan langkah untuk meminimalisir warga sipil yang disakiti,” tambahnya.
Kemlu AS pun memberikan penjelasan saat ditanya mengenai pernyataan Miller yang mengejutkan itu.
Mereka mengatakan bahwa Miller salah ucap, di mana ia sebenarnya ingin mengatakan Hamas, bukannya warga sipil.
Catatan kaki dengan koreksi pun ditambahkan dalam transkrip resmi arahan dari Departemen Luar Negeri itu.
Menurut Kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) Philippe Lazzarini, serangan ke sekolah PBB di Gaza itu telah menyebabkan 35 orang tewas.
Selain itu, banyak warga sipil Palestina lainnya cedera, ketika rudal Israel mengenai fasilitas tersebut tanpa adanya peringatan terhadap ribuan orang yang mengungsi di sana.
Militer Israel mengakui menyerang sekolah yang berada di bawah naungan UNRWA yang berada di kamp pengungsi Nuseirat itu.
Baca Juga: Jasa Ojek Makanan Melonjak di AS Mengikuti Indonesia, Masalah Lalu Lintas Mengadang
Mereka mengklaim bahwa anggota Hamas bersembunyi di dalam sekolahan.
Namun, Lazzarini mengatakan PBB tak bisa memverifikasi klaim tersebut.
UNRWA mengungkapkan nyaris 200 staf PBB telah terbunuh di Gaza, dan 186 fasilitas mereka telah hancur.
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.