Kompas TV internasional kompas dunia

Deplu AS Diklaim Palsukan Laporan demi Bebaskan Israel dari Tanggung Jawab Pemblokiran Bantuan Gaza

Kompas.tv - 31 Mei 2024, 12:39 WIB
deplu-as-diklaim-palsukan-laporan-demi-bebaskan-israel-dari-tanggung-jawab-pemblokiran-bantuan-gaza
Parasut yang membawa bantuan dari udara bagi warga Gaza, Jumat (8/3/2024). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) diklaim palsukan laporan untuk bebaskan Israel dari tanggung jawab atas pemblokiran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Hal tersebut diungkapkan oleh mantan pejabat AS yang telah mengundurkan diri pada pekan lalu.

Stacy Gilbert mengundurkan diri dari jabatannya sebagai penasihat sipil militer senior di biro populasi, pengungsi dan migrasi, Selasa (28/5/2024).

Baca Juga: Kata Adik Kim Jong-Un Usai Kirim Balon Isi Tinja ke Korea Selatan: Hadiah Tulus untuk Setan

Ia merupakan salah satu ahli dari Deplu AS yang menyusun laporan yang diamanatkan berdasarkan memorandum keamanan nasional 20 (NSM-20), dan diterbitkan pada 10 Mei.

Namun, ia menilai, laporan NSM-20 telah dipalsukan demi membebaskan tanggung jawab Israel.

Dikutip dari The Guardian, Kamis (30/5/2024), laporan NSM-20, menemukan bahwa masuk akal untuk menilai bahwa Israel menggunakan senjata AS dengan cara yang tak konsisten dengan hukum kemanusiaan internasional.

Namun, tidak ada cukup bukti nyata untuk menghubungkan senjata tertentu yang dipasok AS dengan pelanggaran.

Yang lebih kontroversial lagi, laporan yang disusun Gilbert itu mengatakan bahwa Deplu AS saat ini tak menilai bahwa pemerintah Israel melarang atau membatasi pengangkatan atau pengiriman bantuan kemanusiaan AS di Gaza.

Padahal bukan rahasia, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sangat sulit dilakukan karena Israel menutup setiap jalur menuju wilayah tersebut.

Gilbert yang telah bekerja di Deplu AS selama 20 tahun dan bekerja di beberapa zona perang, mengatakan kesimpulan laporan tersebut bertentangan dengan pandangan ahli Deplu AS yang dimintai pendapatnya atas laporan itu.

Ia mengatakan ada kesepakatan umum bahwa meski ada faktor-faktor lain yang menghambat aliran bantuan ke Gaza, tetapi jelas Israel berperan dalam membatasi jumlah makanan dan pasokan medis melintasi perbatasan ke Gaza.

“Ada konsensus di antara komunitas kemanusiaan mengenai hal itu. Itu sepenuhnya merupakan pendapat para pakar kemanusiaan di Departemen Luar Negeri dan bukan hanya biro saya,” tuturnya.

Ia menegaskan dirinya akan sangat sulit memikirkan siapa pun yang mengatakan halangan Israel untuk pengiriman bantuan masuk Gaza bukan sebuah masalah.

“Itulah mengapa saya keberatan dengan laporan yang mengatakan bahwa Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan. Itu jelas-jelas salah,” tuturnya.

Gilbert adalah salah satu ahli yang diajak berkonsultasi dalam penyusunan laporan NSM-20, namun ia mengatakan bahwa mereka tak bisa lagi menanganinya ketika hampir selesai.

Baca Juga: Perang di Gaza Tak Selesai di Rafah, Pejabat Israel: Masih Bakal Berlanjut hingga 7 Bulan Lagi

Senator Demokrat Chris Van Hollen, mengatakan laporan NSM-20 seharusnya didasarkan pada penilaian jujur terhadap fakta dan hukum.

“Pernyataan Stacy Gilbert semakin menguatkan kekhawatiran yang saya ungkapkan bahwa temuan biro dan pakar yang paling terlibat dalam distribusi bantuan dan kepatuhan terhadap hukum internasional diabaikan demi kenyamanan politik,” ucapnya.

Departemen Luar Negeri AS sendiri belum memberikan respons terkait pernyataan Gilbert itu.


 



Sumber : The Guardian



BERITA LAINNYA



Close Ads x