Di mata China, itu menjadi pembuktian dari ideologi separatis Lai.
Bagi orang luar, hal ini mungkin terdengar tidak masuk akal, namun selama beberapa dekade, Beijing dan Taipei telah mengaburkan definisi mereka tentang China, dan apakah Taiwan merupakan bagian darinya.
Bahkan mantan Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen, kerap berhati-hati dalam menyebut China, dengan istilah halus, seperti “pihak lain”, atau “pihak berwenang Beijing”.
Akademisi di Taiwan akan mengatakan bahwa bahasa seperti itu akan penting, dan bahwa Presiden Lai telah melewati batas berbahaya.
Yang lain mengatakan kebencian Beijing terhadap Lai sudah sangat nyata, dan pidatonya hanya memberikan pembenaran retorika untuk intimidasi baru.
Sebagian besar setuju bahwa hal ini tak mengubah fakta dasar bahwa Xi Jinping ingin China mengendalikan Taiwan, dan rakyat Taiwan dengan tegas tak menginginkan hal itu.
Namun, tidak ada seorang pun di Taiwan yang terkejut dengan hal ini.
Bagi mereka, Partai Komunis China (CCP), cukup mudah ditebak.
Baca Juga: AS akan Kirim Bantuan Militer Senilai Rp4,4 Triliun ke Ukraina, Termasuk HIMARS dan Sistem Anti-Tank
Ketika DPP yang dipimpin Lai memenangkan pemilihan presiden ketiga beturut-turut di sini pada awal Januari, banyak yang bertanya-tanya bagaimana dan kapan Beijing akan meresponsnya.
Asumsi yang jelas bahwa hal itu akan terjadi setelah Lai dilantik sebagai presiden.
Tiga hari setelah pelatihan Presiden Lai, Beijing pun telah mengeluarkan tanggapannya.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.