MOSKOW, KOMPAS TV - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Minggu (13/5/2024), mengusulkan Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan negara dan Sergei Shoigu sebagai sekretaris dewan keamanan nasional Rusia.
Reshuffle ini terjadi saat Putin memulai masa jabatan presiden kelima dan saat perang di Ukraina terus berlanjut untuk tahun ketiga. Sesuai dengan hukum Rusia, seluruh Kabinet Rusia mengundurkan diri pada hari Selasa setelah pelantikan megah Putin di Kremlin.
Pengumuman itu datang ketika ribuan warga sipil lagi-lagi melarikan diri dari serangan darat Rusia yang diperbaharui di timur laut Ukraina yang telah menyasar kota-kota kecil dengan serangan artileri dan tembakan mortir, demikian kata pejabat pada Minggu.
Pertempuran intens telah memaksa setidaknya satu unit militer Ukraina mundur di wilayah Kharkiv, menyerahkan lebih banyak wilayah kepada pasukan Rusia di sepanjang pemukiman yang kurang dijaga di sepanjang zona abu-abu yang disebut kontestasi di sepanjang perbatasan Rusia.
Pada Minggu sore (12/5) kemarin, Kota Vovchansk, salah satu yang terbesar di timur laut dengan populasi sebelum perang sebanyak 17.000 jiwa, menjadi titik fokus dalam pertempuran itu.
Volodymyr Tymoshko, kepala kepolisian regional Kharkiv, mengatakan pasukan Rusia berada di pinggiran kota dan mendekat dari tiga arah.
"Pertempuran infanteri sudah terjadi," katanya.
Sebuah tank Rusia terlihat di sepanjang jalan besar yang menuju ke kota, kata Tymoshko, menggambarkan kepercayaan Moskow untuk mendeploy senjata berat.
Tim Associated Press, yang berada di sebuah desa terdekat, melihat asap mengepul dari kota ketika pasukan Rusia melemparkan tembakan. Tim evakuasi bekerja tanpa henti sepanjang hari untuk mengamankan warga, kebanyakan dari mereka adalah orang tua.
Baca Juga: Sentil AS, Zelensky Desak Sekutu Barat Segera Kirim Bantuan Senjata ke Ukraina
Setidaknya 4.000 warga sipil telah melarikan diri dari wilayah Kharkiv sejak Jumat, ketika pasukan Moskow melancarkan operasi itu, kata Gubernur Oleh Syniehubov dalam pernyataan media sosial. Pertempuran sengit terjadi pada hari Minggu di sepanjang garis depan timur laut, di mana pasukan Rusia menyerang 27 pemukiman dalam 24 jam terakhir, katanya.
Para analis mengatakan serbuan Rusia ini dirancang untuk mengeksploitasi kekurangan amunisi sebelum pasokan Barat yang dijanjikan bisa mencapai garis depan.
Para prajurit Ukraina mengatakan Kremlin menggunakan taktik biasa Rusia dengan meluncurkan jumlah tembakan dan serangan infanteri yang tidak proporsional untuk menguras pasukan dan kekuatan tempurnya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.