MOSKOW, KOMPAS.TV - Vladimir Putin resmi dilantik sebagai Presiden Rusia untuk kelima kalinya pada Selasa (7/5/2024).
Upacara pelantikan Putin, yang memperoleh 87,28 persen suara pada pemilu bulan Maret, sebagai presiden Rusia ini digelar di Istana Grand Kremlin, Moskow.
Upacara dimulai dengan prosesi pengenalan Bendera Negara Rusia, Panji Presiden, Konstitusi Rusia dan Lencana Presiden Rusia ke Aula St.Andrew.
Sesuai dengan Pasal 82 Konstitusi Federasi Rusia, di hadapan anggota Dewan Federasi, wakil Duma Negara dan hakim Mahkamah Konstitusi Federasi Rusia, Putin mengucapkan sumpah kepada rakyat Rusia.
Ketua Mahkamah Konstitusi Valery Zorkin kemudian melantik Putin sebagai Presiden Rusia yang sah.
Dalam pidato pertamanya sesuai dilantik sebagai Presiden Rusia untuk yang kelima kalinya, Putin mengucapkan terima kasih kepada rakyat yang telah kembali memilihnya.
"Warga Rusia yang terhormat! Wanita dan pria! Teman-teman! Pada saat-saat yang khusyuk dan bertanggung jawab saat menjabat sebagai Presiden, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada warga Rusia di seluruh wilayah negara kita, penduduk tanah bersejarah kita, yang membela hak untuk bersama dengan Tanah Air," kata Putin dilansir dari Kremlin.ru, Selasa.
"Saya ingin tunduk pada pahlawan kita, peserta operasi militer khusus, semua orang yang berjuang untuk Tanah Air. Sekali lagi, saya berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan Anda, dan sekarang saya berbicara kepada setiap warga negara Rusia," ucapnya.
Baca Juga: Vladimir Putin Segera Dilantik Jadi Presiden Rusia, Masuk Masa Jabatan ke 5 hingga tahun 2030
Putin lantas menegaskan komitmennya untuk melindungi Rusia dan melayani rakyatnya serta menekankan pentingnya konsolidasi dan kekuatan kolektif rakyat Rusia dalam menghadapi tantangan.
Ia juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Rusia.
Lebib lanjut, Putin juga mengatakan bahwa Rusia terbuka berdialog dengan negara-negara Barat untuk mencari solusi permasalahan global namun dengan syarat semua pihak harus saling menghargai pandangan masing-masing.
"Kami telah dan akan terbuka untuk memperkuat hubungan baik dengan semua negara yang memandang Rusia sebagai mitra yang dapat diandalkan dan jujur. Dan ini merupakan mayoritas global," ujarnya.
"Kami tidak menolak dialog dengan negara-negara Barat. Pilihan ada di tangan mereka: apakah mereka berniat untuk terus berusaha menahan perkembangan Rusia, melanjutkan kebijakan agresi, terus menerus memberikan tekanan terhadap negara kita selama bertahun-tahun, atau mencari jalan menuju kerja sama dan perdamaian."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.