WASHINGTON, KOMPAS TV - Ukraina untuk pertama kalinya mulai menggunakan rudal balistik jarak jauh ATACMS yang disediakan secara diam-diam oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut seorang pejabat AS, Rabu (24/4/2024), ATACMS digunakan saat Ukraina melakukan serangan udara terhadap lapangan udara militer Rusia di Krimea pekan lalu dan pasukan Rusia di area yang diduduki lainnya.
Rudal yang sangat diinginkan oleh Kiev itu memberikan Ukraina hampir dua kali lipat jarak tembak, hingga 300 kilometer, dibandingkan dengan versi jarak menengah yang diterimanya dari AS pada Oktober lalu.
Seorang pejabat AS mengatakan Washington menyediakan lebih banyak peluru kendali tersebut dalam paket bantuan militer baru yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada Rabu.
Biden menyetujui pengiriman Sistem Peluru Kendali Taktis Angkatan Darat jarak jauh, yang dikenal sebagai ATACMS, pada Februari.
Kemudian pada Maret, AS menyertakan rudal tersebut dalam "jumlah signifikan" dalam paket bantuan senilai USD300 juta yang diumumkan, kata seorang pejabat AS.
Dua pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim itu, tidak memberikan jumlah pasti peluru kendali yang diberikan bulan lalu atau dalam paket bantuan terbaru, yang totalnya senilai sekitar USD1 miliar.
Ukraina telah memohon agar diberikan sistem rudal jarak jauh yang memberikan kemampuan kritis untuk menyerang target-target Rusia yang berada lebih jauh. Hal itu akan memungkinkan pasukan Ukraina untuk tetap berada di luar jangkauan amunisi Rusia.
Informasi tentang pengiriman rudal tersebut dijaga dengan sangat rahasia sehingga para legislator dan pihak lain dalam beberapa hari terakhir menuntut AS untuk mengirim senjata tersebut, tanpa mengetahui senjata-senjata itu sudah ada di Ukraina.
Baca Juga: Biden Teken RUU Bantuan Militer ke Ukraina, Israel dan Taiwan: AS dan Dunia akan Lebih Aman
Selama berbulan-bulan, AS menolak mengirim rudal jarak jauh itu ke Ukraina karena khawatir Kiev dapat menggunakannya untuk menyerang wilayah Rusia, yang dapat membuat Moskow marah dan memperburuk konflik.
Itu adalah alasan utama mengapa AS sebelumnya mengirimkan versi jarak menengah, dengan jangkauan sekitar 160 kilometer, pada Oktober lalu.
Laksamana Christopher Grady, wakil ketua Staf Gabungan AS, mengatakan pada Rabu bahwa Gedung Putih dan perencana militer telah mempertimbangkan dengan cermat risiko-risiko yang muncul karena pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina.
Mereka menilai saat yang tepat untuk mengirim rudal tersebut adalah sekarang.
Dia mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara, rudal jarak jauh akan membantu Ukraina menghancurkan simpul-simpul logistik Rusia dan konsentrasi pasukan yang tidak berada di garis depan.
Grady menolak untuk menyebutkan senjata spesifik yang disediakan tetapi mengatakan senjata-senjata tersebut akan "sangat mengganggu jika digunakan dengan benar, dan saya yakin mereka akan [menggunakannya dengan benar]."
Seperti banyak sistem senjata canggih lainnya yang diberikan kepada Ukraina, pemerintah AS mempertimbangkan apakah penggunaannya akan meningkatkan konflik lebih lanjut, menegaskan senjata-senjata tersebut tidak boleh digunakan untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia.
Juru bicaara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, Rabu, mengatakan Biden memerintahkan tim keamanan nasionalnya untuk mengirimkan ATACMS dengan catatan senjata-senjata tersebut hanya boleh digunakan di wilayah kedaulatan Ukraina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.