NEW YORK, KOMPAS.TV - Columbia University di Amerika Serikat membatalkan kelas tatap muka, sementara puluhan mahasiswa demonstran pro-Palestina ditangkap di New York University dan Universitas Yale, serta gerbang ke Universitas Harvard ditutup untuk umum hari Senin, 22/4/2024.
Ini terjadi ketika sejumlah universitas terkemuka Amerika Serikat berusaha meredakan ketegangan di kampus akibat perang antara Israel dan Hamas.
Berbagai tindakan itu menyusul penangkapan lebih dari 100 demonstran pro-Palestina minggu lalu yang berkemah di area hijau Columbia. Berbagai universitas ini berupaya menentukan batasan antara memperbolehkan ekspresi bebas sambil menjaga kampus yang aman dan inklusif.
Selain demonstrasi di perguruan tinggi Ivy League, demonstrasi pro-Palestina juga muncul di kampus-kampus lain, termasuk di University of Michigan, New York University, dan Massachusetts Institute of Technology MIT.
Dalam pernyataan di Instagram pada hari Senin, pejabat New York University memperingatkan para demonstran untuk membersihkan lapangan sebelum pukul16.00 atau menghadapi konsekuensi. Penangkapan massal dimulai sekitar pukul 20.30.
Protes tersebut memicu konflik di antara mahasiswa, dengan mahasiswa pro-Palestina menuntut agar sekolah mereka mengutuk serangan Israel terhadap Gaza dan menarik investasi dari perusahaan yang menjual senjata ke Israel.
Beberapa mahasiswa Yahudi, sementara itu, mengklaim sebagian besar kritik terhadap Israel beralih menjadi antisemitisme dan membuat mereka merasa tidak aman. Mereka menunjukkan bahwa Hamas masih memegang sandera yang diambil selama invasi kelompok itu pada 7 Oktober.
Baca Juga: Blinken Bantah AS Terapkan Standar Ganda Terkait Dugaan Pelanggaran HAM oleh Israel di Palestina
Tensi tetap tinggi pada hari Senin di Columbia di New York City, di mana gerbang kampus dikunci bagi siapa pun yang tidak memiliki ID sekolah. Protes pecah baik di kampus maupun di luar.
Anggota Kongres AS Kathy Manning, seorang Demokrat dari North Carolina yang sedang berkunjung ke Columbia dengan tiga anggota Kongres Yahudi lainnya, memberi tahu wartawan setelah bertemu dengan mahasiswa dari Jewish Law Students Association bahwa ada "kemah besar orang" yang menempati sekitar sepertiga dari area hijau tersebut.
“Kami melihat tanda-tanda menunjukkan bahwa Israel harus dihancurkan,” kata dia setelah meninggalkan kampus Morningside Heights.
Seorang perempuan di dalam gerbang kampus memimpin sekitar dua puluh demonstran di jalan di luar dalam seruan, "Dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka!” sebuah frase yang sarat makna yang bisa berarti hal yang sangat berbeda bagi kelompok yang berbeda. Sementara itu, sekelompok kecil kontra demonstran pro-Israel melakukan protes di dekatnya.
Presiden Universitas, Minouche Shafik, mengatakan dalam pesan kepada komunitas sekolah pada hari Senin bahwa dia "sangat sedih" dengan apa yang terjadi di kampus.
“Untuk menurunkan kebencian dan memberi kita semua kesempatan untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya, saya mengumumkan bahwa semua kelas akan diadakan secara virtual pada hari Senin,” tulis Shafik, mencatat bahwa mahasiswa yang tidak tinggal di kampus harus menjauh.
Baca Juga: Netanyahu Jemawa, Berjanji Bakal Tolak Sanksi AS Terhadap Militer Israel
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.