KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui negaranya diujung tanduk dan bakal terpaksa lebih banyak menyerahkan wilayahnya ke Rusia.
Zelenskyy menegaskan hal tersebut akan terjadi jika bantuan militer Amerika Serikat (AS) tak segera tiba.
Hal itu merupakan langkah terbaru Zelenskyy ke Kongres AS agar paket bantuan miliaran dolar ke Ukraina segera disetujui.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu Hari Minggu Jalani Operasi Hernia, Dituntut Terbuka soal Kesehatannya
Pemerintah AS saat ini tengah berusaha mendorong USD95 miliar (Rp1.506 triliun) paket bantuan internasional.
Di dalamnya termasuk bantuan mililter USD60 miliar (Rp951 triliun), untuk Ukraina.
Saat ini, proposal paket bantuan itu masih tertahan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, setelah lebih dari sebulan sebelumnya diloloskan oleh Senat.
Zelenskyy memperingatkan kurangnya bantuan adalah keadaan mendesak, dan bisa membahayakan kota besar Ukraina.
“Jika tak ada dukungan AS, maka kami tak memiliki pertahanan udara, tak memiliki rudal patriot, tidak ada jammer untuk perang elektronik, tak ada peluru artileri 155mm,” katanya dilansir dari CNN.
“Itu berarti kita akan mundur, selangkah demi selangkah, dalam langkah-langkah kecil,” tambahnya.
Ia mengatakan Kiev akan terpaksa melakukan lebih sedikit, dan memprioritaskan sumber daya, dan pemotingan tersebut bisa menimbulkan konsekuensi.
“Jika Anda membutuhkan 80.000 peluru setiap hari untuk mempertahankan garis depan, tetapi Anda hanya punya sekitar 2.000 peluru, maka Anda harus melakukan lebih sedikit,”kata Zelenskyy.
“Jika ini rusak, Rusia akan pergi ke kota besar,” sambungnya.
Baca Juga: Putin Terbitkan Dekrit Mobilisasi 150.000 Tentara Tambahan Lewat Wajib Militer Musim Semi
Banyak dari wilayah timur Ukraina telah dikuasai militer Rusia sejak serangan yang dilakukan Moskow, dua tahun lalu.
Bulan lalu, pasukan Ukraina mengumumkan mundur dari Avdiivka, salah satu kota yang menjadi lokasi pertempuran paling intens pada beberapa bulan terakhir di front timur.
Kekalahan di Avdiivka pun semakin mengindikasikan bahwa perang sudah menuju sesuai keinginan Rusia.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.