Kremlin sendiri tak merespons untuk mengomentari mengenai laparan Dossier Center.
Empat tersangka, yang diketahui dari Tajikistan bekerja di Rusia secara sementara dan memiliki visa yang kedaluwarsa.
Mereka sudah hadir di pengadilan awal pekan ini dan menghadapi dakwaan terorisme, serta menunjukkan adanya luka-luka yang diyakini karena siksaan.
Tiga orang di antaranya mengaku bersalah atas kejahatannya.
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) sebenarnya sudah memperingatkan meningkatnya ancaman teror di Rusia.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson mengatakan bahwa AS telah membagikan informasi dengan otoritas Rusia di bawah kebijakan untuk memperingatkan.
Namun, beberapa hari sebelum serangan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menepis peringatan AS.
Baca Juga: Biden Jadi Sasaran Amuk Senator AS akibat Setujui Lebih Banyak Pengiriman Senjata ke Israel
Ia menyebutnya sebagai sesuatu yang provokatif, dan mengatakan aksi tersebut sebagai upaya mengancam dan ingin mengintimidasi dan mendestabiliasi masyarakat Rusia.
Putin sendiri berulang kali, tanpa bukti, mengatakan Ukraina membantu menyelenggarakan serangan tersebut.
Ukraina juga berulang kali membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.