Rusia melihat perlawanan penduduk Ukraina di lima wilayah itu sebagai rekayasa. Di lima wilayah tersebut, memang terdapat penduduk keturunan Rusia.
Sebagian besar dari mereka adalah keturunan orang-orang yang dipindahkan oleh Joseph Stalin pada era Uni Soviet.
Pada masa Nikita Khrushchev, Uni Soviet memindahkan kontrol atas Krimea dari Rusia ke Ukraina.
Setelah beberapa tahun menduduki sebagian wilayah Ukraina, Rusia masih belum sepenuhnya menguasai daerah tersebut. Oleh karena itu, Putin menegaskan, serangan terhadap Ukraina akan dilanjutkan.
Moskow pun tidak gentar terhadap siapa pun dan berencana membentuk zona buffer antara wilayah yang didudukinya dan wilayah yang dikuasai Ukraina. Zona tersebut bertujuan untuk melindungi dari serangan-serangan Ukraina.
Meski begitu, kemenangan Putin dalam pemilu Rusia tidak diterima oleh mayoritas negara Barat dan Amerika Serikat. Mereka menilai Putin melakukan kecurangan.
Selain itu, negara-negara tersebut serta Ukraina, menolak pendudukan Rusia atas lima wilayah tersebut.
Rusia bersikeras bahwa penggabungan wilayah tersebut sesuai kehendak warga karena menggunakan referendum. Sedangkan Ukraina dan berbagai negara menganggap referendum itu tidak sah.
Dalam referendum itu, pertanyaan yang diajukan hanya dua yaitu bergabung dengan Rusia atau tidak. Sedangkan Ukraina meminta ada pertanyaan ketiga, yakni menjadikan wilayah Ukraina tersebut sebagai status quo.
Alasan lainnya, referendum digelar saat Krimea ada di bawah pendudukan pasukan Rusia. Menurut Kyiv, masyarakat Krimea saat itu berada di bawah tekanan sehingga tidak bisa memilih secara jernih.
Baca Juga: Reaksi Lengkap Berbagai Negara Atas Kemenangan Putin Amankan Jabatan sebagai Presiden Rusia
Sumber : Associated Press/Sky News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.