TEL AVIV, KOMPAS.TV - Hubungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan semakin tegang.
Kedua sosok yang sebelumnya disebut sekutu dekat itu kini saling debat terkait serangan Israel di Gaza.
Biden kembali mengkhawatirkan banyaknya korban warga sipil di Gaza akan mengurangi dukungan internasional terhadap Israel.
Baca Juga: Erdogan: Turki Siap Kembali Jadi Tuan Rumah Perundingan Damai Rusia-Ukraina
“Israel mendapat dukungan luar biasa dari sebagian besar negara. Jika Israel terus melakukan hal ini dengan pemerintahan konsenvatif yang mereka miliki, dan (Menteri Keamanan Nasional Itamar) Ben-Gvir dan lainnya, mereka akan kehilangan dukungan seluruh dunia, dan itu bukan kepentingan Israel,” kata Biden, Senin (26/2/2024) dikutip dari Anadolu Agency.
“Ada terlalu banyak orang tak bersalah yang terbunuh,” tambah Biden.
Namun, Netanyahu langsung membalas pernyataan Biden tersebut, Selasa (27/2).
“Sejak awal perang, saya telah memimpin kampamye politik yang bertujuan mengekang tekanan yang dimaksudkan untu mengakhiri perang sebelum waktunya, dan di sisi lain juga untuk mendapatkan dukungan Israel,” ucapnya.
Ia juga menunjukkan temuan jejak pendapat Harvard Harris yang menyoroti 82 persen warga AS mendukung Israel untuk melakukan tindakan militer yang mencapai kemenangan.
“Itu berarti empat dari lima warga Amerika mendukung Israel, dan bukan Hamas,” tuturnya.
“Itu memberikan kami dua kekuatan lebih banya untuk melanjutkan kampanye (serangan) untuk emenangan sepenuhnya,” sambung Netanyahu.
Baca Juga: FAA Kasih Boeing Tenggat Waktu 90 Hari untuk Susun Rencana Perbaikan Kualitas Pembuatan Pesawat
Israel sendiri telah melancarkan serangan hingga ke Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Netanyahu berdalih telah menginstruksikan militer Israel untuk membuat rencana evakuasi warga Palestina dari Rafah, yang menjadi tempat pengungsian terakhir mereka.
Adapun Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan lebih dari 29.000 orang tewas karena serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.