BEIJING, KOMPAS.TV - China pada hari Selasa (13/2/2024) menekan Israel agar segera menghentikan operasi militer di Gaza, atau sehari setelah pasukan negara Zionis itu membunuh 74 warga Palestina saat menyelamatkan dua sandera Israel.
Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan singkat, Selasa (13/2), menegaskan Israel seharusnya melakukan segala yang mungkin untuk menghindari korban di kalangan warga sipil yang tidak bersalah dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih menghancurkan di Rafah.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tertutup darurat untuk membahas peningkatan jumlah kematian warga sipil di Gaza dan rencana Israel untuk menyerbu Rafah, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina mengungsi dengan harapan menemukan keamanan.
Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun, mengatakan kepada The Associated Press setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan, Senin (13/2) bahwa ada desakan keras di antara anggota dewan tentang perlunya tindakan segera untuk menangani bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung, dan dampak lebih lanjut dari perang Israel di Gaza,.
Aljazair, perwakilan Arab di Dewan Keamanan yang memanggil pertemuan tersebut, menyebarkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Baca Juga: Israel Larang Masuk Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Dituduh Membenarkan Serangan Hamas
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola oleh Hamas melaporkan bahwa 133 orang tewas dan 162 lainnya luka akibat serangan udara Israel dalam satu hari terakhir, sementara jumlah kematian akibat operasi penyelamatan sandera Israel di Rafah mencapai 74, menurut Dr. Marawan al-Hams, direktur Rumah Sakit Abu Youssef al-Najjar setempat.
Korban tewas baru ini membawa jumlah kematian di Gaza menjadi 28.473 orang warga sipil Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, menurut kementerian tersebut dengan lebih dari 70% korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Israel mengklaim pasukannya telah membunuh 10.000 pejuang Hamas tanpa menyediakan bukti. Israel menyalahkan Hamas atas jumlah korban tewas, dengan menyatakan bahwa kelompok tersebut menyusup di daerah pemukiman penduduk sipil, menempatkan warga yang bukan kombatan pada risiko.
Lebih dari 68.000 orang terluka dalam perang ini, di antaranya 11.000 membutuhkan evakuasi mendesak untuk perawatan di luar Gaza, demikian dinyatakan oleh kementerian tersebut.
Kementerian juga melaporkan bahwa banyak korban tewas masih berada di bawah reruntuhan bangunan yang hancur, dan petugas pertama tidak dapat mencapai banyak daerah untuk mengumpulkan jenazah.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.