Berbicara tentang laporan kesepakatan sandera yang potensial dalam konteks perang, Netanyahu mengatakan bahwa Israel "tidak akan mengakhiri perang ini dengan kurang dari pencapaian semua tujuannya. Ini berarti penghapusan Hamas, kembalinya semua sandera kami, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel."
"Tidak ada yang akan terjadi. Apa yang akan terjadi? Kemenangan mutlak!" kata Netanyahu.
Sementara itu, kemajuan makin tampak sulit dicapai dalam kesepakatan baru antara Israel dan Hamas yang dapat mengarah pada jeda pertempuran dan pembebasan puluhan sandera yang masih ditahan di Gaza.
Hari Selasa, pemimpin politik tertinggi Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompok itu sedang mempelajari syarat terbaru kesepakatan, tetapi mengatakan prioritasnya adalah "penarikan penuh" pasukan Israel dari Gaza, sesuatu yang ditentang oleh Israel, dan setiap kesepakatan harus mengarah pada gencatan senjata jangka panjang.
Dia mengatakan kepemimpinan Hamas telah diundang ke Kairo untuk melanjutkan pembicaraan.
Kelompok Palestina Jihad Islam mengatakan mereka tidak akan terlibat dalam kesepakatan apa pun mengenai sandera Israel tanpa memastikan gencatan senjata komprehensif dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, kata sekretaris jenderal kelompok itu Ziad Nakhaleh dalam pernyataan pada Selasa (30/1), seperti dilaporkan Times of Israel.
Israel dilaporkan sempat mengatakan perundingan gencatan senjata hari Minggu konstruktif tetapi "kesenjangan signifikan" tetap ada dalam kemungkinan kesepakatan.
Perdana Menteri Qatar, yang berfungsi sebagai perantara kunci bersama Mesir dan Amerika Serikat, sempat menyatakan optimismenya, bahwa perantara Amerika dan Timur Tengah telah mencapai kerangka proposal kesepakatan.
Berbicara di Atlantic Council di Washington pada hari Senin, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa perantara telah membuat "kemajuan yang baik."
Sumber : Associated Press / Times of Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.