YERUSALEM, KOMPAS.TV - Iran mengumumkan mereka telah berhasil meluncurkan satelit ke orbit tertinggi, Sabtu (20/1/2024). Peluncuran satelit itu merupakan langkah teranyar Iran dalam program yang dikhawatirkan Barat bakal meningkatkan akurasi dan kemampuan rudal balistik Teheran.
Peluncuran satelit Iran itu diumumkan seiring tensi ketegangan yang kian meningkat di Timur Tengah terkait gempuran Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, dan hanya beberapa hari setelah Iran dan Pakistan terlibat dalam saling balas serangan udara di negara masing-masing.
Melansir Associated Press seperti dilaporkan kantor berita Iran IRNA, Minggu (21/1), satelit Iran, Soraya, ditempatkan dalam orbit sekitar 750 kilometer di atas permukaan Bumi dengan roket tiga tahap Qaem 100.
Meskipun tidak segera dijelaskan fungsi satelit tersebut, Menteri Telekomunikasi Iran Isa Zarepour menjelaskan, peluncuran tersebut membawa muatan seberat 50 kilogram.
Peluncuran itu merupakan bagian dari program antariksa Pasukan Garda Revolusi Iran bersama program antariksa sipil Iran.
Rekaman yang dirilis oleh media Iran menunjukkan roket meluncur dari peluncur bergerak. Analisis Associated Press terhadap rekaman tersebut menunjukkan bahwa peluncuran terjadi di landasan peluncuran Garda Revolusi di pinggiran Kota Shahroud, sekitar 350 kilometer di sebelah Teheran.
Peluncuran tiga satelit Iran sebelumnya yang berhasil, seluruhnya terjadi di lokasi tersebut.
Baca Juga: Empat Penasehat Garda Revolusi Islam Iran Tewas dalam Serangan Israel di Ibu Kota Suriah
Belum ada konfirmasi independen apakah Iran berhasil menempatkan satelit tersebut dalam orbit. Militer Amerika Serikat (AS) dan Departemen Luar Negeri AS tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar.
Sebelumnya, AS menyatakan peluncuran satelit oleh Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mendesak Teheran untuk tidak melakukan aktivitas yang melibatkan rudal balistik yang dapat membawa senjata nuklir. Sanksi PBB terkait program rudal balistik Iran berakhir pada Oktober tahun lalu.
Di bawah kepemimpinan Presiden Iran yang relatif moderat, Hassan Rouhani, republik Islam tersebut memperlambat program antariksa mereka karena khawatir meningkatkan ketegangan dengan Barat.
Namun, Presiden keras Ebrahim Raisi, yang merupakan anak didik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 2021, mendorong program tersebut.
Sumber : Associated Press / IRNA / Press TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.