TOKYO, KOMPAS.TV - Evakuasi cepat para penumpang dan awak JAL-516 Japan Airlines yang terbakar di Bandara Haneda, Tokyo, Selasa (2/1/2024) lalu menuai pujian. Para pakar menyorot profesionalisme awak kabin dan kepatuhan penumpang di tengah situasi yang rawan menimbulkan kepanikan.
Sebanyak 367 penumpang dan 12 kru berhasil menyelamatkan diri dari pesawat yang terbakar dalam waktu beberapa menit. Menurut pernyataan resmi Japan Airlines, seluruh penumpang dan kru dievakuasi dalam waktu kurang dari 20 menit.
Evakuasi cepat ini dipuji karena berhasil menghindari tragedi besar. Pasalnya, badan pesawat JAL-516 telah terbakar sejak menabrak pesawat Bombardier Dash-8 Penjaga Pantai Jepang saat mendarat.
Pemadam kebakaran butuh waktu lebih dari enam jam untuk memadamkan api. Foto-foto pasca-kejadian menunjukkan pesawat Japan Airlines hampir hancur seluruhnya, tinggal menyisakan sayap dan ekor pesawat.
Baca Juga: Standar Keselamatan Landas Pacu Bandara Haneda Jepang Jadi Sorotan usai Tabrakan Pesawat
Mereka yang terlibat dalam evakuasi cepat pesawat Airbus-A350 ini pun menuai pujian atas profesionalisme dan ketenangan yang ditunjukkan. Pilot yang berhasil menghentikan pesawat saat terbakar, para awak yang memberi instruksi evakuasi dengan megafon, serta para penumpang yang keluar dengan tertib dan mengikhlaskan barang bawaan mereka terbakar, dinilai berhasil menghindari tragedi besar.
Rekaman evakuasi menunjukkan awak kabin berteriak meminta para penumpang untuk tertib dan duduk sementara papan luncur untuk evakuasi disiapkan. Penumpang pun tetap mematuhi instruksi kendati dijalari kepanikan dan api besar terlihat dari kaca pesawat.
Dalam video, seorang perempuan terdengar berteriak, "Tolong keluarkan saya dari sini!" Sedangkan seorang anak kecil terdengar bertanya, "Kenapa kalian tidak langsung membuka pintu?"
Aksi awak kabin dan ketertiban penumpang membuat semua bisa dievakuasi tanpa cedera serius. Saat pemadam kebakaran tiba di landasan pacu, awak Japan Airlines telah memasang papan luncur evakuasi dan membuka pintu darurat.
Aspek krusial dari proses evakuasi ini adalah tidak ada penumpang yang terlihat menggapai barang bawaan yang bisa menghambat proses evakuasi.
"Awak kabin telah melakukan kerja yang luar biasa. Kelihatannya tidak ada barang bawaan (yang dibawa penumpang). Suatu keajaiban bahwa semua penumpang bisa keluar," kata direktur keamanan penerbangan di firma konsultasi Ascend by Cirium, Paul Hayes kepada The Guardian, Rabu (3/1).
Sementara itu, mantan pemandu lalu lintas udara asal Inggris Raya, Michele Robson menilai para awak kabin telah bekerja dengan sangat baik di tengah situasi sulit.
"Alami bagi para penumpang untuk panik saat mereka melihat api, dan jelas bahwa ada suatu tabrakan, yang mana akan sangat menakutkan bagi mereka di dalam kabin," kata Robson.
Japan Airlines sendiri merupakan salah satu maskapai paling aman di dunia. Maskapai ini dinilai berusaha serius menjaga keamanan penerbangan usai tragedi pada 12 Agustus 1985 yang menewaskan 520 orang dalam penerbangan dari Tokyo ke Osaka.
"Japan punya catatan fenomenal jika terkait keamanan transportasi. Evakuasi ini berhasil dan menjadi pengingat betapa pentingnya peran pelatihan awak kabin," kata direktur sistem transportasi di Universitas Cranfield Inggris Raya, Graham Braithwaite.
"Fokus mereka pada keamanan. Mereka (awak kabin) menjadi orang terakhir yang keluar dari pesawat dan kelihatannya, mereka telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik," lanjutnya.
Lima personel Penjaga Pantai Jepang meninggal dunia usai insiden tabrakan di Bandara Haneda, Tokyo, Selasa (2/1) lalu. Pesawat Penjaga Pantai itu sedianya akan mengirimkan logistik ke daerah terdampak gempa di Prefektur Niigata, Jepang.
Baca Juga: Kesaksian Korban Tabrakan Pesawat Japan Airlines di Tokyo: Ada Benturan, Muncul Asap di Kabin
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.