PARIS, KOMPAS.TV - Penyelidik Jepang bersiap menelusuri kecelakaan dua pesawat di Bandara Haneda Tokyo, Rabu (3/1/2023). Standar keselamatan pesawat di wilayah bandara, termasuk di landas pacu, jadi fokus perhatian.
Seluruh 379 penumpang di pesawat Japan Airlines Airbus A350 berhasil selamat setelah bertabrakan dengan pesawat turboprop De Havilland Dash-8 Coast Guard, yang menewaskan lima dari enam awak pesawat yang lebih kecil, sesuai laporan Straits Times, Rabu (3/1).
Pihak berwenang menyatakan Badan Transportasi Keselamatan Jepang (JTSB) akan memimpin penyelidikan ini dengan partisipasi Prancis sebagai tempat pesawat itu dibangun, dan Inggris tempat dua mesin Rolls-Royce-nya diproduksi.
Meskipun para ahli memperingatkan saat ini terlalu dini untuk menentukan penyebab pasti, mereka menekankan, kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
Namun, diharapkan penyelidik akan memeriksa instruksi yang diberikan oleh air traffic controller atau pemandu lalu lintas udara kepada kedua pesawat, serta melakukan pemeriksaan mendalam terhadap sistem pesawat dan bandara.
Seorang pejabat kementerian di Jepang kepada wartawan pada 2 Januari mengatakan pesawat dari jenis A350 itu sedang mencoba mendarat dengan normal ketika bertabrakan dengan pesawat Coast Guard, yang juga dikenal sebagai Bombardier Dash-8.
Salah satu tugas awal penyelidikan adalah mengambil kotak hitam perekam data penerbangan dan rekaman suara kokpit.
Para ahli menyatakan lokasi kecelakaan memungkinkan bukti fisik, data radar, dan kesaksian atau rekaman kamera kemungkinan besar akan dengan mudah tersedia, sehingga akan mempermudah tugas forensik yang kompleks.
“Salah satu pertanyaan yang muncul adalah apakah pesawat penjaga pantai berada di landasan pacu, dan jika ya, mengapa,” kata Paul Hayes, direktur keselamatan penerbangan di Ascend by Cirium, konsultan berbasis di Inggris.
Baca Juga: Detik-Detik Pesawat Japan Airlines Terbakar saat Mendarat, 5 Penjaga Pantai Ditemukan Tewas
Kecelakaan ini menjadi kecelakaan signifikan pertama yang melibatkan Airbus A350, jet penumpang jarak jauh andalan Eropa, yang beroperasi sejak tahun 2015.
Menurut data awal tahun 2023, tabrakan pesawat Coast Guard dengan pesawat penumpang yang baru berusia dua tahun ini terjadi setelah satu tahun penerbangan yang paling aman.
Namun, kejadian ini juga muncul setelah kelompok keselamatan berbasis di AS memperingatkan bulan lalu tentang risiko tabrakan landasan pacu atau "inkursi".
Flight Safety Foundation menyerukan tindakan global untuk mencegah peningkatan inkursi atau tabrakan di landas pacu seiring dengan padatnya lalu lintas udara.
“Meskipun telah dilakukan upaya selama bertahun-tahun untuk mencegah tabrakan di landasan, kecelakaan masih tetap terjadi,” kata CEO Hassan Shahidi dalam sebuah pernyataan.
“Risiko inkursi (tabrakan) landasan pacu adalah keprihatinan global, dan konsekuensi potensial dari inkursi itu sangat serius.”
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.