GAZA, KOMPAS.TV - Pasukan Israel membantai penduduk yang mengungsi di sekolah Shadia Abu Ghazala, utara Jalur Gaza yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada awal Desember lalu. Penyintas kejadian dan keluarga korban mulai buka suara mengenai eksekusi massal tersebut.
Saksi mata menuturkan bahwa sejumlah penduduk, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi ditembak mati pasukan Israel di dalam sekolah. Video dan foto yang didapatkan Al Jazeera pasca-kejadian menunjukkan banyak jenazah ditumpuk di sekolah pada 13 Desember.
Ayah seorang korban sekaligus penyintas kejadian menyatakan bahwa tentara Israel tiba-tiba menyerbu sekolah pada malam hari. Waktu itu, ia mengaku sedang tidur bersama istri dan enam anaknya.
"Mereka memasuki ruang kelas tempat kami berada dan langsung menembak semua orang-orang yang ada di sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun," katanya kepada Al Jazeera, Selasa (26/12).
"Mereka tidak membolehkan saya berbicara, bertanya, atau apa pun. Dan setiap kali saya mencoba berbicara, mereka membungkam saya," lanjutnya.
Baca Juga: Israel Bom 2 Kamp Pengungsian di Gaza saat Natal, Bunuh Ratusan Orang Palestina
Pria itu menduga tentara Israel menyuruhnya pergi dari sekolah karena "sudah tua". Pasukan Israel disebut mengusir sekitar 20 orang yang kemudian ditelanjangi dan diinterogasi.
Setidaknya tujuh jenazah ditemukan di ruang kelas Shadia Abu Ghazala usai penyerbuan tentara Israel. Tidak ada tanda serangan rudal atau artileri di sekolah tersebut, dan jenazah yang ditemukan menunjukkan luka tembak oleh pasukan darat.
Lubang-lubang bekas peluru juga ditemukan di ruang-ruang kelas tempat jenazah ditemukan.
Salah satu keluarga korban, Said Jumaa mencari adiknya di sekolah tersebut beberapa hari usai pasukan Israel meninggalkan tempat itu. Namun, Said mengaku terkejut menemukan "semua orang dieksekusi dengan brutal".
Adik Said Jumaa ditemukan terbunuh bersama suami dan anaknya. Ia menyebut tentara Israel menembak mati mereka dari jarak dekat.
"Dalam ruangan tempat suami adik saya, di dekatnya, (jenazah) anak mereka, Maysara dan Ahmad. (Jenazah) adik saya di pojokan, memeluk anaknya yang lain," kata Said.
Said menyebut jenazah-jenazah keluarga adiknya "bengkak dan dipenuhi cacing". Ia menyebut tentara Israel menuliskan sesuatu di wajah keponakannya dalam bahasa Ibrani. Namun, ia tidak mengerti apa maksudnya dan jenazah harus segera dikebumikan.
Puluhan penduduk Palestina telah terbunuh serangan Israel di sekolah-sekolah Jalur Gaza. Setidaknya 50 orang terbunuh di sekolah Al-Fakhoura pada November lalu, sedangkan 30 orang terbunuh di sekolah Abu Hussein beberapa hari kemudian.
Sejak Israel menyerbu Gaza, ribuan penduduk Palestina mengungsi ke sekolah-sekolah yang dikelola PBB. Namun, sekolah PBB pun ternyata tak luput dari serangan Israel.
Sejak 7 Oktober lalu, Israel telah membunuh lebih dari 20.674 orang dalam serangan ke Jalur Gaza. Sebanyak 8.200 di antara korban Israel adalah anak-anak dan 6.200 perempuan.
Baca Juga: Hanan Ashrawi, Kisah Juru Runding PLO dan Derita Natal di Pengungsian Palestina
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.