DOHA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengkritik keras Dewan Keamanan (DK) PBB terkait Gaza.
Guterres, Minggu (10/12/2023), mengungkapkan kredibilitas dan otoritas DK PBB semakin rusak secara signifikan.
Hal itu diungkapkannya setelah resolusi gencatan senjata yang diajukan setelah dirinya mengaktifkan pasal 99 Piagam PBB, tidak lolos setelah diveto oleh Amerika Serikat (AS).
Padahal, 13 anggota DK PBB sudah setuju agar resolusi tersebut diluncurkan.
Baca Juga: Pasukan Khusus Afghanistan Terancam Dideportasi dari Pakistan, Merasa Dikhianati Inggris
AS merupakan satu dari lima anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto terhadap resolusi yang diajukan. Selain AS, ada China, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Veto yang dilakukan AS pun membuat negara itu dihujani kritik keras dari berbagai pihak, dan semakin memperlihatkan lemahnya DK PBB dalam mengurusi permasalahan kemanusiaan di Gaza.
“Penundaan ini menimbulkan dampak buruk, otoritas dan kredibilitas dewan sangat diremehkan dan resolusi tak dilaksanakan,” kata Guterres yang berbicara dalam Forum Doha di Qatar, dikutip dari Anadolu Agency.
Dia juga mengkritik diamnya DK PBB terhadap serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007, yang dimulai pada 7 Oktober. Serangan itu dilancarkan setelah Hamas menyerang Israel.
“Seranga mengerikan oleh Hamas pada 7 Oktober, yang dilanjutkan pengeboman Israel ke Gaza disambut dengan keheningan yang nyaring dari Dewan,” tuturnya.
“Setelah lebih dari satu bulan, Dewan Keamanan akhirnya meloloskan resolusi tersebut, dan saya menyambutnya dengan baik,” katanya.
Namun, ia sangat menyayangkan resolusi tersebut tak dilaksanakan karena veto AS.
Guterres pun menggarisbawahi "tak ada perlindungan efektif bagi warga sipil di Gaza."
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.