KAIRO, KOMPAS.TV - Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, yang memainkan peran kunci dalam mediasi antara Israel dan Hamas, hari Selasa (5/12/2023) kehabisan kesabarannya dan menuduh Israel melakukan "kejahatan genosida" di Gaza.
Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani melancarkan kritik tajam kepada Israel dalam sebuah pertemuan pemimpin Arab di Teluk di Doha hari Selasa, (5/12/2023) seperti laporan Associated Press, Rabu, (6/12/2023)
Sheikh Tamim mengatakan, "Semua nilai agama, etika, dan kemanusiaan dilanggar di Palestina melalui kejahatan pasukan pendudukan (Israel) terhadap umat manusia."
Israel menyatakan mereka bertindak hanya membela diri setelah Hamas meluncurkan serangan ke selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan 240 pria, wanita, dan anak-anak.
Belakangan ditemukan, ternyata ratusan dari 1.200 korban tewas di Israel mati dibunuh tentara Israel sendiri, baik di festival musik maupun di berbagai pemukiman yang dibombardir walau diketahui banyak warga sipil Israel berada di dalamnya bersama personil Hamas.
Emir Qatar mengatakan hak membela diri "tidak memberikan izin untuk kejahatan genosida yang sedang dilakukan oleh Israel."
Perang ini telah menewaskan lebih dari 16.000 orang di Gaza, 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Israel mengatakan mereka berusaha sebaik mungkin untuk melindungi warga sipil dan menuduh Hamas menggunakan mereka sebagai perisai manusia.
Baca Juga: Amir Qatar Sebut Komunitas Internasional Memalukan, Diam Saja saat Israel Lakukan Genosida di Gaza
Qatar lama menjadi tuan rumah kantor politik Hamas, dan beberapa pemimpin utama kelompok tersebut berbasis di sana.
Dalam rekaman audio yang dirilis pekan ini, Ronen Bar, kepala agensi keamanan Israel Shin Bet, mengancam akan menargetkan pemimpin Hamas di mana saja, termasuk di Qatar.
Di pertemuan yang sama antara negara-negara Teluk, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel tidak boleh diizinkan "lepas dari tanggung jawab" atas kejahatan yang dilakukan di Gaza.
Dalam pidato hari Selasa di pertemuan Dewan Kerjasama Teluk di Doha, Erdogan juga menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang terlibat dalam masalah hukum, membahayakan seluruh wilayah untuk kelangsungan karir politiknya.
"Pemerintahan Netanyahu membahayakan keamanan dan masa depan seluruh wilayah kita hanya untuk memperpanjang kehidupan politiknya," kata Erdogan dalam komentar televisi.
"Kehilangan nyawa 17.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. Israel tidak boleh lepas dari tanggung jawab atas kejahatan ini," katanya.
Sebagai kritikus vokal terhadap tindakan Israel di Gaza, Erdogan berkali-kali menyerukan agar Netanyahu diadili atas dugaan kejahatan perang.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.