Media asing lainnya, Reuters juga tak luput menyoroti erupsi Gunung Marapi, dengan artikel berjudul "Indonesia's Marapi volcano erupts, killing 11 climbers; 12 missing".
Pada artikel itu, media asing tersebut menyoroti terkait kendala dalam proses evakuasi korban erupsi Gunung Marapi.
Juru bicara tim SAR, Jodi Haryawan menyebut dibutuhkan waktu sekitar 4-6 jam untuk mengevakuasi satu jenazah.
"Ini sangat sulit," kata Jodi.
Meski demikian, Jodi menyebut pihaknya akan terus melakukan pencarian dan pertolongan kepada pendaki yang masih terjebak di Gunung Marapi.
“Kami terus melakukan pencarian terhadap 12 pendaki yang hilang hingga malam ini. Kami belum memutuskan kapan akan menghentikan operasi,” ungkap Jodi.
Sementara itu, Lembaga penyiaran publik di Jepang, NHK World juga turut menyoroyi erupsi Gunung Marapi dalam artikelnya berbahasa Jepang "Massive Eruption at Indonesian Volcano No Tsunami Impact on Japan, Japan Meteorological Agency".
Dalam artikel tersebut, NHK menyoroti terkait apakah Erupsi gunung marapi memicu gelombang tsunami di Jepang atau tidak.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, letusan Gunung Marapi yang menghasilkan asap vulkanik dengan ketinggian sekitar 15.000 meter dapat memicu tekanan air laut sehingga menimbulkan tsunami.
Namun dari hasil penyelidikan Badan Meteorologi Jepang, menunjukkan bahwa letusan Gunung Marapi tidak berdampak tsunami di Jepang.
Baca Juga: Benarkah Erupsi Gunung Marapi Berdampak pada Gunung Fuji di Jepang? PVMBG Sebut Satu Ring of Fire
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.