GAZA, KOMPAS.TV - Warga Palestina di Gaza dilaporkan akhirnya bisa tidur tanpa merasa takut mati untuk pertama kalinya dalam 48 hari.
Hal tersebut diungkapkan oleh jurnalis Al-Jazeera, Hani Mahmoud yang melaporkan dari Khan Younis, selatan Gaza.
Ia mengatakan di Gaza yang tengah berkecamuk perang akhirnya para warga Palestina bisa tidur tenang dan tak takut mati dalam tidurnya setelah tujuh pekan dilanda ketakutan.
Baca Juga: 24 Perempuan dan 15 Anak Palestina Akan Dibebaskan Israel dalam Pertukaran Pertama Tawanan
“Ini menjadi malam pertama dalam 47 hari mereka tidur tanpa takut mati karena serangan udara dan pengeboman yang tak bisa ditebak,” kata Mahmoud.
Hal itu terjadi setelah malam perdana usai gencatan senjata antara Israel-Hamas selama empat hari yang efektif dilakukan, Jumat (24/11/2023).
Tetapi ia menegaskan warga Gaza merasa tidak sepenuhnya utuh, dan adanya ketidakadilan.
“Kita berbicara mengenai 1,7 juta orang yang pindah dari Kota Gaza di bagian utara hingga ke tengah, serta ke selatan di (kota) Khan Younis dan Rafah, yang tak bisa kembali ke rumahnya,” ujar Mahmoud.
“Ada rasa frustasi, rasa marah dan terus menerus bertanya mengapa syarat itu (pulang ke rumah) tidak termasuk dalam perjanjian gencatan senjata. Jadi ada sedikit kekecewaan,” ujarnya.
Meski tengah gencatan senjata, tiga warga Palestina dilaporkan tewas terbunuh oleh tentara Israel saat mencoba masuk ke utara Gaza.
Baca Juga: Hamas Bebaskan 13 Sandera Israel dan 12 Warga Thailand, Pembebasan Warga Palestina Belum Ada Kabar
Sedangkan sejumlah orang lainnya terluka karena berusaha melakukan hal yang sama.
Mereka berusaha masuk ke utara Gaza menyeberangi garis militer yang membelah utara dan selatan Gaza untuk kembali ke rumahnya.
“Mereka berusaha kembali dan melihat rumah mereka, melihat lingkungan mereka, melihat semua orang yang masih tersisa di sana, anggota keluarga yang masih tersisa,” ujarnya.
Sumber : Al-Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.