YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sekitar 1.600 tentara Israel mengalami cacat fisik sejak serbuan ke Gaza dimulai bulan lalu dan 400 orang saat ini dirawat intensif di rumah sakit, kata organisasi veteran militer Israel.
“Sebanyak 1.600 tentara mengalami cacat fisik sejak 7 Oktober,” kata Idan Kleiman, ketua Organisasi Veteran Cacat Angkatan Darat, kepada Radio Angkatan Darat Israel, seperti dilansir Anadolu Agency, Kamis (23/11/2023).
Ia menyebutkan setidaknya 400 tentara masih dirawat di rumah sakit.
“Ribuan lainnya akan datang kepada kami mengalami gangguan stres pasca-trauma,” tambah Kleiman.
Sementara lebih dari 100 jenazah warga Palestina yang dibungkus dengan lembaran plastik biru dan diikat dengan kabel, dimakamkan dalam sebuah kuburan massal di Khan Younis, Rabu (22/11/2023).
Para pekerja medis menempatkan puluhan jenazah yang dibawa dari berbagai daerah di utara Gaza, termasuk Rumah Sakit Al Shifa, ke dalam sebuah liang besar yang digali menggunakan buldoser.
Para pekerja yang mengenakan masker bedah dan sarung tangan membawa jenazah ke kuburan dan melaksanakan doa pemakaman.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza menyusul serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 14.532 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di enklave tersebut.
Baca Juga: Israel Tangkap Direktur RS Al Shifa saat Pimpin Evakuasi Korban Serangan Israel ke Gaza Selatan
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur dalam serangan udara dan darat Israel ke enklave yang terkepung sejak 2007 tersebut.
Sementara jumlah korban tewas di Israel sekitar 1.200, menurut data resmi.
Gencatan senjata selama empat hari di Gaza antara Israel dan Hamas akan dimulai Jumat (24/11/2023) pagi waktu setempat, seperti diumumkan oleh Qatar.
Baca Juga: Joe Biden Khawatir Jurnalis Ungkap Sejauh Mana Kekalahan Israel di Gaza selama Gencatan Senjata
Jadwal tersebut satu hari lebih lambat dari yang awalnya diumumkan, karena para negosiator menyelesaikan detail terakhir kesepakatan, yang akan mengarah pada pembebasan puluhan orang yang ditahan oleh Hamas, dan ratusan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Terobosan diplomatik ini memberikan sedikit kelegaan bagi 2,3 juta warga Palestina di Gaza yang telah menderita akibat serangan Israel selama beberapa minggu, serta bagi keluarga-keluarga di Israel yang khawatir atas nasib orang-orang terkasih yang ditahan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Gencatan senjata seharusnya dimulai pada Kamis pagi, tetapi mengalami hambatan pada malam sebelumnya ketika penasehat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengumumkan penundaan satu hari tanpa memberikan alasan.
Sumber : Anadolu Agency/Radio KAN Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.