KIEV, KOMPAS.TV - Kantor Presiden Ukraina hari Sabtu, (4/11/2023) mencela keras komandan militer tertinggi Ukraina karena secara terbuka menyatakan perang dengan Rusia berada dalam kebuntuan, mengatakan komentar Jenderal tersebut hanya akan membantu serangan Rusia ke Ukraina.
Ini adalah teguran publik yang mencolok dan menunjukkan adanya perpecahan dalam kepemimpinan militer dan sipil pada saat yang sulit bagi Ukraina.
Berbicara di televisi nasional, Ihor Zhovkva, wakil kepala kantor presiden, mengatakan pernyataan Jenderal Valery Zaluzhny hanya akan "mempermudah pekerjaan penyerang (Rusia)," dan menambahkan komentar tersebut menimbulkan "kepanikan" di antara sekutu-sekutu Barat Ukraina.
Sementara itu, Zelensky membantah pernyataan Zalushny tentang pertempuran itu. "Waktu telah berlalu, orang-orang lelah, terlepas dari status mereka, dan ini bisa dimaklumi," kata Zelensky pada Sabtu. "Tapi ini bukan kebuntuan, saya ingin menekankan hal ini sekali lagi."
Teguran publik terhadap Jenderal Zaluzhny datang sehari setelah Kantor Presiden mengganti salah satu deputinya, kepala pasukan khusus, yang setelah pemecatan mengatakan dia terkejut oleh pemecatan tersebut, seperti yang dilaporkan oleh New York Times, Minggu, (5/11/2023).
Belum jelas apakah Jenderal Zaluzhny, komandan keseluruhan pasukan Ukraina, mengetahui sebelumnya tentang pemecatan komandan pasukan khusus Ukraina tersebut.
Perpecahan yang muncul antara panglima militer dan Presiden terjadi ketika Ukraina sedang berjuang dalam upaya perangnya.
Baca Juga: Zelenskyy Kesal Dengan Konflik Palestina-Israel di Gaza, Alihkan Perhatian Dunia Dari Perang Ukraina
Operasi militer Ukraina gagal menghasilkan kemajuan apa pun, sementara keraguan tentang bantuan Ukraina meningkat di Eropa dan di antara anggota Partai Republik di Amerika Serikat.
Pemimpin Ukraina juga khawatir perhatian sekutu-sekutu Barat beralih ke konflik Israel dan Hamas, menjauh dari perang mereka dengan Rusia.
"Perang di Timur Tengah, konflik ini mengalihkan perhatian," kata Zelensky hari Sabtu, (4/11/2023).
Spekulasi tentang ketegangan antara Presiden dan jenderal komando militer beredar di Kiev selama lebih dari setahun, tetapi belum pernah mencapai perselisihan publik sebelumnya.
Jenderal Zaluzhny belum memberikan komentar terkait teguran pemerintah atau pemecatan kepala pasukan khususnya.
Penyebab perpecahan ini adalah esai yang diterbitkan oleh jenderal Zalushny di The Economist, di mana ia menyatakan pengintaian dengan drone dan teknologi lainnya membuat serangan mekanis di darat oleh kedua belah pihak menjadi tidak mungkin.
Kemajuan lebih lanjut dianggap tidak mungkin, tulisnya, dan Ukraina tidak akan mencapai "terobosan tempur" dalam perang saat ini tanpa menerima senjata yang lebih canggih.
Sumber : New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.