Kompas TV internasional kompas dunia

Fakta Seputar Benyamin Netanyahu: Didakwa Korupsi, Pasang Alat Pacu Jantung, dan Dituntut Mundur

Kompas.tv - 4 November 2023, 06:30 WIB
fakta-seputar-benyamin-netanyahu-didakwa-korupsi-pasang-alat-pacu-jantung-dan-dituntut-mundur
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu memberikan pernyataan di gedung parlemen Israel, Selasa, 22 Desember 2020. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menjadi sorotan akhir-akhir ini. Sikap keras kepala yang tidak ingin gencatan senjata dengan milisi Hamas membuatnya dituding sebagai perdana menteri yang "tanganya berlumuran darah". 

Bibi, sapaanya, merupakan satu-satunya PM Israel terlama yang menjabat, dari 1996 hingga 1999 dan dari 2009 hingga 2021. Namun sepanjang karirnya pula dia banyak didera masalah.

Pada tahun 2021, Bibi harus di bawa ke pengadilan. Dia didakwa telah menipu, melanggar kepercayaan, sekaligus menerima suap. Seorang wartawan bernama Hefets dihadirkan sebagai saksi utama yang memberatkan posisi Netanyahu.

Pada tahun 2018, setelah ditangkap terkait dengan salah satu kasus korupsi Netanyahu, Hefetz menandatangani kesepakatan sebagai saksi negara dan memberikan rekaman percakapannya dengan Netanyahu dan keluarganya kepada penyelidik.

Dikutip dari Kompas.Id, kesaksian Hefetz tertunda sepekan setelah pengacara pembela Netanyahu meminta waktu untuk meninjau bukti baru. Informasi yang terakhir muncul pekan lalu adalah tuduhan terhadap istri Netanyahu, Sara.

Sara dikabarkan telah menerima sebuah gelang mahal sebagai hadiah dari dua temannya, produser Hollywood Arnon Milchan dan miliarder. Itu dakwaan pertama.  

Baca Juga: Mantan Sekjen NATO Javier Solana: Netanyahu Adalah Politikus Terburuk dalam Sejarah Israel

Dakwaan kedua, Netanyahu dituduh mengatur liputan di sebuah surat kabar besar Israel. Liputan yang bernada positif itu dijanjikan imbalan berupa promosi undang-undang yang akan merugikan saingan utama surat kabar itu. Saingan surat kabar itu adalah sebuah harian pro-Netanyahu.

Dakwaan ketiga dijuluki Kasus 4000. Dalam kasus itu, Netanyahu didakwa mempromosikan UU senilai ratusan juta dollar AS kepada pemilik raksasa telekomunikasi Israel, Bezeq. Mirip kasus kedua, Netanyahu meminta liputan positif di situs berita Walla yang berafiliasi dengan Bezeq sebagai imbalannya.

Dalam kesaksian pembukaan, Hefetz menyebut Netanyahu orang yang gila pemberitaan. Sosok dan penampilannya harus senantiasa dicitrakan positif.

”Kontrolnya atas segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah media dan saluran media sosialnya sangat tinggi,” kata Hefetz.

Dalam usianya yang kini mencapai 73 tahun, Netanyahu juga digerogoti masalah kesehatan. Pada Juli lalu, dia menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung.

Tindakan ini dilakukan setelah hampir sepekan sebelumnya, dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Sheba Tel-HaShomer di Tel Aviv karena keluhan dehidrasi dan pusing. Saat itu, dia sedang  berupaya meloloskan undang-undang reformasi sistem peradilan di Knesset. Tujuannya, agar peradilan tidak terlalu berkuasa.

Saat perang Israel-Hamas pecah awal Oktober lalu, Netanyahu tampak sangat berang. Hantaman tanpa henti ke Gaza dilakukan nyaris tanpa jeda hingga saat ini. Dia pun menuding badan intelijen Israel yang tidak sigap dalam memberi informasi.

Namun alih-alih mendapat dukungan dari warganya, Netanyahu malah diprotes warganya sendiri, terutama yang menjadi tahanan Hamas.


Warga Israel ramai-ramai memintanya mundur. Ini terkait keluarga para tawanan yang ditahan oleh kelompok Hamas di Gaza.

Mereka mengadakan protes di jalanan Tel Aviv dan menyuarakan kritik tajam di depan Kementerian Pertahanan seraya menyuarakan kemarahan ke Netanyahu.

"Masuk penjara! Bibi (Netanyahu) dan pergi!" teriak para pengunjuk rasa, dikutip Anadolu Agency, Senin (16/10).

Baca Juga: Hasil Exit Poll: Benyamin Netanyahu Menang dalam Pemilu Israel

Para pendemo yang marah tampak mengibarkan sejumlah spanduk. Mulai dari "Bibi (Netanyahu), tanganmu berlumuran darah", "Kami telah ditinggalkan", "Segera kembalikan sandera" dan "Tidak ada kepercayaan, mundur".

Salah satu pendemo, Monica Levy (62) yang kehilangan salah satu anggota keluarganya bernama Mapal Adam (25), mengatakan Netanyahu sepertinya sangat tertarik untuk "mengorbankan rakyat".

Para pengunjuk rasa menuntut agar Netanyahu dan pemerintahannya disudahi karena mengabaikan masyarakat di selatan Israel, dekat dengan Gaza.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x