Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Coba Kaburkan Jumlah Korban Tewas di Gaza, PBB dan RS Indonesia Nyatakan Data Akurat

Kompas.tv - 27 Oktober 2023, 11:02 WIB
israel-coba-kaburkan-jumlah-korban-tewas-di-gaza-pbb-dan-rs-indonesia-nyatakan-data-akurat
Serangan bom Israel terhadap Gaza membunuh lebih dari 7.000 warga sipil Palestina, 3.000 di antara mereka adalah anak-anak. Militer Israel mencoba mengaburkan dan membuat data tersebut terkesan tidak dapat dipercaya. Namun PBB, WHO, Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dan media dunia justru memastikan keakuratan data tersebut. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Serangan bom Israel terhadap Gaza membunuh lebih dari 7.000 warga sipil Palestina, 3.000 di antara mereka adalah anak-anak.

Militer Israel mencoba mengaburkan dan membuat data tersebut terkesan tidak dapat dipercaya. Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Badan Kesehatan Dunia (WHO), Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dan media dunia justru memastikan keakuratan data tersebut.

Di tengah pengepungan dan pengeboman yang dilakukan Israel dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, menemukan jawaban yang pasti bukanlah hal yang mudah.

Layanan seluler di Gaza, wilayah Palestina yang sudah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007 itu, jelek. Sementara internet dan listrik padam.

Serangan udara Israel telah menghancurkan jalan dan meratakan permukiman serta memperlambat upaya penyelamatan.

Dokter-dokter di ruang jenazah yang penuh sesak dan di lorong rumah sakit, berjuang untuk mengidentifikasi jenazah yang terperangkap di bawah reruntuhan dan yang segera dikubur dalam kuburan massal. Kekacauan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.

Namun Kementerian Kesehatan di Gaza, sebuah lembaga dalam pemerintahan yang dikuasai oleh Hamas, terus menghitung jumlah korban.

Pada Kamis (26/10/2023), mereka merilis laporan terperinci pertama mengenai korban, memberikan nama, nomor identitas, usia, dan jenis kelamin warga Palestina yang mereka katakan tewas.

Totalnya mencapai 7.028 warga Palestina, termasuk 2.913 anak-anak, menurut kementerian tersebut.

Kementerian Kesehatan adalah satu-satunya sumber resmi untuk korban di Gaza. Israel menutup perbatasan Gaza, melarang jurnalis asing dan pekerja kemanusiaan masuk.

Baca Juga: Korban Jiwa Serangan Israel ke Jalur Gaza Tembus 7.000, Termasuk 3.000 Anak-Anak

Korban tewas dalam serangan Israel di parkiran sebuah rumah sakit di Gaza. Militer Israel mencoba mengaburkan dan membuat data jumlah korban tewas terbunuh serangan Israel terkesan tidak dapat dipercaya. Namun PBB, WHO, Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dan media dunia justru memastikan keakuratan data tersebut. (Sumber: AP Photo)

The Associated Press (AP) adalah salah satu dari sedikit organisasi berita internasional yang punya tim di Gaza.

Meskipun para jurnalis tersebut tidak dapat melakukan penghitungan komprehensif, mereka melihat sejumlah besar jenazah di lokasi serangan udara, di ruang jenazah, dan selama pemakaman.

PBB dan lembaga internasional serta Otoritas Palestina di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang juga berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967, mengatakan Kementerian Kesehatan di Gaza telah lama berupaya mencatat jumlah korban di bawah kondisi paling sulit.

"Angka-angka itu mungkin tidak sepenuhnya akurat setiap menit," kata Michael Ryan dari Program Darurat Kesehatan WHO.

"Tetapi secara umum, mereka mencerminkan tingkat kematian dan luka."

Dalam perang-perang sebelumnya, data dari kementerian tersebut terbukti akurat dalam penyelidikan PBB, penyelidikan independen, dan bahkan perhitungan Israel.

Berikut gambaran tentang bagaimana Kementerian Kesehatan Gaza menghasilkan jumlah korban sejak perang dimulai, sebagaimana dilaporkan Associated Press, Jumat (27/10/2023).

Baca Juga: 704 Orang Terbunuh Sehari Terakhir di Gaza oleh Serangan Israel, Sebagian Besar Bayi dan Balita

Warga Palestina berduka di dekat jenazah yang tewas dalam pengeboman Israel di Rafah, Jalur Gaza, Senin, 16 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo)

Bagaimana Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas menghitung jumlah korban tewas dalam serangan Israel?

Sumber yang paling sering dikutip terkait jumlah korban di Gaza adalah juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qidra.

Dari kantor di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, al-Qidra menerima aliran data terus-menerus dari setiap rumah sakit di Gaza.

Para administrator rumah sakit mengatakan mereka mencatat setiap orang yang terluka dan berada di tempat tidur serta setiap jenazah yang tiba di ruang jenazah.

Mereka memasukkan data tersebut ke dalam sistem komputer yang dibagikan dengan al-Qidra dan rekan-rekan kerjanya.

Menurut tangkapan layar yang dikirim direktur rumah sakit kepada AP, sistem tersebut terlihat seperti spreadsheet berkode warna yang dibagi menjadi kategori: nama, nomor identitas, tanggal masuk rumah sakit, jenis luka, kondisi.

Nama tidak selalu tersedia, kata al-Qidra. Ia dan rekan-rekannya menghadapi gangguan karena konektivitas yang buruk. Tetapi mereka mengaku melakukan panggilan telepon untuk memeriksa kembali angka-angka tersebut.

Kementerian tersebut mengumpulkan data dari sumber lain, termasuk Bulan Sabit Palestina.

"Setiap orang yang masuk rumah sakit kami dicatat," kata Atef Alkahlout, direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Itu adalah prioritas."

Kementerian merilis pembaruan jumlah korban setiap beberapa jam, dan menginformasikan jumlah korban jiwa dan luka dengan kategori pria, wanita, dan anak-anak.

Kementerian umumnya tidak memberikan nama, usia, atau lokasi orang-orang yang tewas. Informasi tersebut biasanya diperoleh dari para wartawan di lapangan atau dari kantor media pemerintahan yang dikelola oleh Hamas.

Baca Juga: Anak Gaza Mulai Tulis Identitas dan Gelang Pengenal agar Dikenali bila Tewas Dibunuh Serangan Israel

Direktur Rumah Sakit Eropa Gaza Yousef Al-Akkad berbicara di hadapan mayat-mayat balita yang menjadi korban serangan udara Israel di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, Rabu (18/10/2023). (Sumber: Al Jazeera)




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x