Baca Juga: AS Mulai Kampanyekan Program Tandingan Belt and Road Initiative Milik China
Bank pembangunan China memberikan uang untuk proyek BRI dalam bentuk pinjaman, dan beberapa pemerintah tidak mampu untuk membayarnya.
Hal ini telah mengakibatkan tuduhan oleh Amerika Serikat (AS), India, dan negara-negara lain bahwa China terlibat dalam "diplomasi perangkap utang". Yakni, memberikan pinjaman yang mereka tahu pemerintah akan gagal membayarnya, sehingga kepentingan China mengendalikan aset. Contoh yang sering dikutip adalah pelabuhan Sri Lanka yang akhirnya disewakan kepada perusahaan China selama 99 tahun.
Banyak ekonom mengatakan China tidak memberikan pinjaman buruk dengan sengaja. Sekarang, setelah belajar dari kesalahan melalui kegagalan, bank pembangunan China mulai mengatur diri.
Pinjaman pembangunan China merosot dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan bank-bank yang menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman dan banyak negara penerima yang kurang mampu meminjam, mengingat tingkat utang yang sudah tinggi.
Pinjaman China menjadi kontributor utama pada beban utang besar yang membebani ekonomi di negara-negara seperti Zambia dan Pakistan.
Sri Lanka minggu lalu mengatakan mereka mencapai kesepakatan dengan Export-Import Bank of China tentang syarat dan prinsip-prinsip utama untuk merestrukturisasi utangnya dalam upaya untuk keluar dari krisis ekonomi yang menumbangkan pemerintah tahun lalu.
Baca Juga: China Bantah Belt Road Initiative sebagai Jebakan Utang untuk Negara Berkembang
Proyek-proyek BRI di masa depan kemungkinan tidak hanya akan menjadi lebih kecil dan ramah lingkungan, tetapi juga lebih mengandalkan investasi perusahaan-perusahaan China daripada pinjaman pembangunan kepada pemerintah.
Christoph Nedopil, Direktur Asia Institute di Griffith University di Australia, percaya China masih akan melakukan beberapa proyek besar, termasuk proyek-proyek yang terlihat seperti jalur kereta api dan lainnya, termasuk pipa-pipa minyak dan gas, yang memiliki aliran pendapatan untuk membayar investasi.
Sebagai contoh terbaru adalah peluncuran kereta api cepat China di Indonesia dengan banyak perayaan di kedua negara.
Di sisi lingkungan, China berjanji menghentikan pembangunan pembangkit listrik batu bara di luar negeri, meskipun masih terlibat dalam beberapa proyek, dan mendorong proyek-proyek terkait transisi hijau, kata Nedopil.
Proyek-proyek ini meliputi pembangkit listrik tenaga angin dan surya, hingga pabrik baterai kendaraan listrik, seperti pabrik baterai ion litium yang telah memunculkan keprihatinan lingkungan di Hungary, yang merupakan mitra BRI.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.