MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan lonjakan kekerasan antara Israel dan Hamas di Palestina menunjukkan kegagalan kebijakan Amerika Serikat (AS), yang menurutnya mencoba memonopoli negosiasi sambil mengabaikan kepentingan Palestina, Selasa (10/10/2023).
"Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata dari kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah," kata Putin kepada Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani yang sedang berkunjung, seperti laporan TASS, Selasa (10/10/2023).
Putin menyebut AS selalu berusaha memonopoli upaya internasional dalam menciptakan perdamaian di Timur Tengah, menuduh Washington tidak mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Menurut Putin, AS mengabaikan kepentingan Palestina, termasuk kebutuhan akan negara Palestina yang independen. Palestina ingin memiliki negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, semua wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967.
Semua pihak dalam konflik di Israel harus berusaha untuk mengurangi kerusakan kepada warga sipil hingga nol, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al-Sudani.
"Dalam setiap kejadian, tidak peduli apa yang terjadi di sana, saya tahu bahwa baik posisi Anda, yang terhormat Tuan Perdana Menteri, maupun posisi kita adalah bahwa kerusakan pada penduduk sipil harus diminimalkan dan dikurangi hingga nol. Dan kita mengajak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk melakukannya," ujar Putin.
Baca Juga: Jokowi: Perang Israel-Hamas Harus Dihentikan, Agar Korban Tak Bertambah!
Sebelumnya, Kremlin mengatakan sedang berhubungan dengan kedua belah pihak dan akan berperan dalam upaya penyelesaian konflik antara mereka. Rusia siap berusaha keras untuk membantu mencapai kesepakatan antara Israel dan Palestina, dan dalam kontak dengan pemain regional utama untuk menstabilkan situasi, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Kami memang siap terus memberikan bantuan komprehensif kepada pihak-pihak yang terlibat untuk meredakan konfrontasi dan mencapai gencatan senjata. Kami berhubungan erat dengan pemain regional utama, yang peran mereka dalam menstabilkan situasi dan menciptakan kondisi untuk dialog langsung antara Palestina dan Israel sangat penting," kata diplomat itu dalam konferensi pers.
Dia juga menyebut Rusia telah mengusulkan bulan April lalu untuk mengoordinasikan pendekatan dalam penyelesaian Timur Tengah dan melibatkan negara-negara di wilayah itu dan Liga Arab dalam prosesnya.
"Kami juga mengusulkan untuk mempertimbangkan penyelenggaraan konsultasi pada tingkat menteri dan sekretaris jenderal Liga Arab di Moskow untuk mengonfirmasi parameter universal penyelesaian dan membahas cara untuk menormalisasi situasi di zona konflik," katanya.
Eskalasi terbaru situasi di Timur Tengah dimulai pada 7 Oktober ketika kelompok militan Palestina, Hamas, bergerak dari Jalur Gaza untuk menyerang Israel. Bentrokan dan serangan berikutnya telah menewaskan hampir 800 warga Palestina dan lebih dari 1.100 warga Israel hingga saat ini.
Hamas mengatakan mereka memulai serangan sebagai respons terhadap tindakan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Bukit Bait Suci Yerusalem. Israel mengatakan mereka siap untuk perang dan telah mengumumkan pengepungan penuh terhadap Jalur Gaza.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.