Menurut sumber diplomatik, aliran listrik dan air di Keduaan Prancis telah diputus, dan tim tersebut bertahan dengan bantuan ransum militer.
The Straits Times melaporkan, tidak ada tanda-tanda aktivitas yang abnormal di sekitar kedutaan pada Selasa (26/9/2023).
Ketika ditanya tentang nasib duta besar, juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Anne-Claire Legendre menolak untuk mengungkapkan bagaimana Itte akan kembali, atau mengakui ada masalah dengan kepulangannya.
Baca Juga: Mali, Niger, dan Burkina Faso Bentuk Aliansi Sahel, 3 Junta Satukan Kekuatan
Dia juga menolak mengatakan apakah Itte berada di ibu kota Niamey, dan berapa banyak personel diplomatik yang masih berada di Kedutaan Prancis di Niger.
"Kami tidak akan dijadikan sandera oleh para kudeta," kata Legendre dalam konferensi pers harian.
Para diplomat mengatakan Kedutaan Prancis memiliki beberapa cadangan bahan bakar dan generator darurat, yang bisa habis. Kondisi ini semakin menekan Paris untuk berunding dengan junta Niger.
"Orang-orang Niger berkemungkinan besar ingin dia (Itte) pergi dengan malu dan semuanya difilmkan," kata sumber diplomatik Prancis yang berbicara dengan nama samaran mengingat sensitivitas masalah ini.
"Karena dia tidak lagi memiliki kekebalan diplomatik, mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan dengannya."
Prancis secara resmi membantah klaim junta bahwa Itte tidak lagi memiliki kekebalan. Legendre mengatakan pengumuman penarikan masih bekerja untuk mengembalikan keteraturan konstitusional di Niger.
Sumber : The Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.