Kompas TV internasional kompas dunia

Mesir Kirim Kapal Induk ke Libya Bantu Korban Banjir, Setara RS Kota Berpenduduk 25 Ribu Jiwa

Kompas.tv - 19 September 2023, 01:05 WIB
mesir-kirim-kapal-induk-ke-libya-bantu-korban-banjir-setara-rs-kota-berpenduduk-25-ribu-jiwa
Mesir pada hari Minggu (17/9/2023) mengirimkan kapal induk Mistral milik militer Mesir ke pantai Libya untuk memberikan bantuan darurat kepada warga yang terdampak banjir mematikan di Libya. (Sumber: DCNS)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Kota Derna di timur menjadi yang paling terdampak oleh banjir mematikan ini setelah bendungan kota tersebut jebol, menyapu rumah dan warga. Usai bencana tersebut, Mesir menyatakan tiga hari berkabung sebagai bentuk solidaritas dengan Libya.

Palang Merah Libya pada Kamis (14/9/2023) mengungkap data terbaru, jumlah korban tewas akibat banjir di kota pesisir Derna Libya melonjak menjadi 11.300 orang dan korban hilang mencapai 10.100 orang.

Saat ini upaya pencarian terus berlanjut setelah banjir besar yang disebabkan oleh jebolnya dua bendungan akibat hujan lebat, demikian disampaikan Palang Merah Libya, Kamis (14/9).

Marie el-Drese, sekretaris jenderal kelompok bantuan tersebut, mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon bahwa 10.100 orang lainnya dilaporkan hilang di kota di tepi Laut Tengah tersebut. Otoritas kesehatan sebelumnya mencatat jumlah korban tewas di Derna sebanyak 5.500.

Banjir bandang yang dipicu badai topan Daniel yang mengakibatkan dua bendungan jebol itu mengungkap kerentanan negara kaya minyak yang terjerat dalam konflik sejak pemberontakan pada 2011 menggulingkan diktator yang lama berkuasa, Muammar Kaddafi. 


Topan Daniel, badai Mediterania yang luar biasa kuat, menyebabkan banjir mematikan di kota-kota di sepanjang Libya timur, tetapi yang paling parah adalah Derna.

Saat badai menerjang pantai pada malam Minggu, penduduk mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika dua bendungan di luar kota runtuh. Air bah membanjiri Wadi Derna, lembah yang membelah kota ini, merusak bangunan dan menghanyutkan orang-orang ke laut.

Bagi banyak warga Libya, kesedihan atas kematian lebih dari 11.000 orang telah berubah menjadi seruan untuk persatuan nasional di negara yang telah dirusak oleh konflik dan perpecahan selama 12 tahun terakhir. Pada gilirannya, tragedi ini telah meningkatkan tekanan terhadap para politisi terkemuka di negara tersebut, yang dipandang oleh sebagian orang sebagai arsitek bencana.

 

 




Sumber : Anadolu / MENA




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x