ABUJA, KOMPAS.TV - Pemimpin militer baru Niger Jenderal Abdourahamane Tchiani menuduh Prancis mengumpulkan pasukan untuk kemungkinan intervensi militer di negara tersebut setelah kudeta pada bulan Juli. Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Minggu mengatakan ia hanya akan bertindak atas permintaan pemimpin Niger yang digulingkan, Mohamed Bazoum.
Juru bicara junta Niger, Mayor Amadou Abdramane, mengatakan Prancis juga sedang mempertimbangkan untuk berkolaborasi dalam intervensi semacam itu dengan Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat, sebuah blok regional yang dikenal sebagai ECOWAS, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Minggu, (10/9/2023).
"Prancis terus menggelar pasukannya di beberapa negara anggota ECOWAS sebagai bagian dari persiapan agresi terhadap Niger," kata Abdramane hari Sabtu malam dalam sebuah pernyataan yang disiarkan di televisi negara.
Macron mengatakan ia tidak akan secara langsung menanggapi klaim junta ketika ditanya tentang hal itu setelah pertemuan KTT G20.
"Jika kami melakukan penggelaran kekuatan apa pun, itu hanya akan dilakukan atas permintaan Bazoum dan dalam koordinasi dengan dia, bukan dengan orang-orang yang menjadikan seorang presiden sebagai sandera," katanya.
Namun, Macron menambahkan Prancis "sepenuhnya" mendukung posisi ECOWAS, yang mengatakan mereka mempertimbangkan intervensi militer sebagai salah satu opsi untuk mengembalikan Bazoum sebagai presiden.
Baca Juga: Massa Demo Markas Militer Prancis di Niger, Tuntut Pasukan dan Dubes Balik ke Paris
Sejak menggulingkan Bazoum, junta militer Niger yang sebelumnya adalah bekas koloni Prancis, memanfaatkan sentimen anti-Prancis di antara penduduknya.
Mereka meminta duta besar dan pasukan Prancis untuk hengkang dari tanah Niger, menggalang dukungan mereka terhadap perlawanan atas tekanan regional dan internasional untuk mengembalikan presiden.
Sumber : Associated Press / France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.