Data dari Pusat Koordinasi Bersama di Istanbul, yang mengatur pengiriman berdasarkan perjanjian tersebut, menunjukkan 57 persen gandum dari Ukraina dikirim ke negara-negara berkembang, dengan tujuan utama adalah China.
Harga gandum melonjak setelah Rusia keluar dari perjanjian tersebut, tetapi sejak itu turun kembali, menunjukkan saat ini tidak ada kekurangan pasokan yang besar di pasar.
Ukraina dan sekutu-sekutunya sering mencatat bahwa langkah Rusia ini meninggalkan banyak negara berkembang dalam kesulitan, karena banyak di antaranya adalah penerima gandum.
Mungkin dalam upaya untuk mengatasi tuduhan tersebut, Putin mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia hampir menyelesaikan perjanjian untuk menyediakan gandum gratis kepada enam negara Afrika. Bulan lalu, ia berjanji pengiriman ke Burkina Faso, Zimbabwe, Mali, Somalia, Eritrea, dan Republik Afrika Tengah.
Baca Juga: Rusia Hantam Pelabuhan Ukraina dan Wilayah Lain Sebelum Perundingan Gandum antara Putin dan Erdogan
Orang nomor satu Rusia tersebut juga menambahkan, negaranya akan mengirimkan 1 juta ton metrik (1,1 juta ton) gandum murah ke Turki untuk pengolahan dan pengiriman ke negara-negara miskin.
Beberapa perusahaan ragu-ragu berbisnis dengan Rusia karena sanksi tersebut, meskipun Barat memberikan jaminan bahwa makanan dan pupuk tidak terkena sanksi. Namun, Moskow tetap merasa tidak puas.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mendesak Moskow untuk kembali ke perjanjian tersebut, dengan bersikeras bahwa "tidak ada dasar hukum dan politik bagi Rusia untuk keluar dari perjanjian ini."
Otoritas Ukraina tidak berencana untuk mengubah posisinya terkait perjanjian gandum, kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, pada hari Senin (4/9/2023), seperti laporan TASS, Selasa, (5/9/2023).
Berbicara di televisi, Kuleba juga mengatakan Ukraina berharap untuk menerima rincian pembicaraan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dari pihak Turki. Ia menegaskan Kiev akan membela "semua posisi prinsipal, termasuk terkait tekanan sanksi terhadap Rusia."
Berbicara pada konferensi pers bersama dengan Vladimir Putin , Erdogan mengatakan bahwa Ukraina "tentu harus melonggarkan pendekatan mereka untuk melakukan langkah bersama dengan Rusia."
Implementasi perjanjian gandum, yang mengimplikasikan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam dan normalisasi ekspor produk pertanian Rusia serta pupuk ke pasar global, berakhir pada 17 Juli karena tidak terpenuhinya tuntutan Rusia.
Sumber : Associated Press / TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.