MAUI, KOMPAS.TV – Saat kobaran api melalap seantero Kota Lahaina di Maui, Hawaii, Amerika Serikat (AS), sirene peringatan dini bencana di Maui ternyata tak berbunyi. Inilah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa – yang seharusnya bisa dicegah – berjatuhan.
Padahal, alarm peringatan dini bencana itu selalu diuji saban bulan untuk memastikan mereka bekerja dengan baik. Pada uji coba terbaru pada 1 Agustus lalu, alarm peringatan darurat itu tercatat tidak berfungsi di tiga county (wilayah setingkat kabupaten). Alarm peringatan dini di Maui sendiri dilaporkan berbunyi terlalu singkat, sehingga otoritas setempat kemudian kembali mengujinya di hari yang sama, dan berhasil.
Baca Juga: Korban Jiwa Kebakaran Hawaii Tembus 89 dan Kemungkinan Bertambah, Cakupan SAR Baru 3 Persen
Namun, saat kobaran api menggila – berkat musim panas yang kering dan tiupan angin Topan Dora yang kebetulan melintasi Hawaii – melalap Lahaina, alarm peringatan dini bencana itu justru senyap.
Sirene darurat yang tak berbunyi itu memantik beragam pertanyaan terkait apakah semua telah dilakukan untuk memperingatkan warga di negara bagian yang memiliki sistem peringatan darurat untuk berbagai bahaya termasuk perang, gunung meletus, angin topan, dan, kebakaran hutan.
Melansir Associated Press, Selasa (14/8/2023), jumlah korban tewas akibat tragedi kebakaran Lahaina mencapai setidaknya 96 jiwa. Jumlah korban jiwa itu membuat tragedi kebakaran Lahaina menjadi bencana alam paling mematikan di AS selama lebih dari seabad terakhir.
Baca Juga: Terungkap Alasan Banyaknya Korban Jiwa Kebakaran Hutan Hawaii, Sosok Ini Merasa Bertanggung Jawab
Jumlah korban jiwa tragedi kebakaran Hawaii melampaui tsunami Hawaii pada 1960 yang menewaskan 61 orang. Kebakaran Hawaii juga melampaui bencana kebakaran yang menghanguskan Kota Paradise di utara California pada 2018.
Gubernur Hawaii, Josh Green menyebut, jumlah korban tewas kemungkinan bertambah sementara kru penyelamat menyisir ruas jalan demi ruas jalan demi mencari sisa-sisa korban kebakaran. Tak kurang 20 anjing pencari mayat dan puluhan kru penyelamat dikerahkan
“Kami bersiap (menerima) banyak cerita-cerita tragis,” tuturnya getir.
Kendati begitu, kata Green, seiring pulihnya jaringan seluler, jumlah warga yang hilang menyusut dari lebih dari 2.000 orang menjadi sekitar 1.300 orang.
Green juga menyebut bahwa penyelidikan komprehensif akan digelar lantaran sirene darurat untuk memperingatkan warga akan bahaya kebakaran itu tak berbunyi.
“Penyelidikan ini bukan untuk mencari siapa yang bersalah, tapi mencari sebab mengapa (sistem) ini bekerja dan yang lainnya tidak berfungsi,” ujarnya.
Baca Juga: Satu Rumah WNI Hancur dalam Kebakaran Hawaii, Pemilik Dipastikan Aman
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.