WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer jangka panjang senilai $1,3 miliar untuk Ukraina, Rabu, (19/7/2023) yang mencakup empat sistem pertahanan udara dan sejumlah drone tempur yang jumlahnya tak diungkapkan.
Bantuan baru ini datang setelah pertemuan sehari sebelumnya Selasa (18/7) antara para pemimpin pertahanan dan militer dari berbagai negara untuk membahas upaya yang sedang dilakukan agar Ukraina mendapatkan persenjataan yang diperlukan dalam perjuangannya merebut kembali wilayah yang direbut oleh pasukan Rusia.
Dalam bantuan ini, yang disediakan melalui Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, terdapat dana untuk empat Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Lanjutan Nasional atau NASAMS, serta amunisi untuk mereka, juga pesawat nirawak Phoenix Ghost dan Switchblade.
Berbeda dengan kewenangan penarikan presiden yang telah digunakan oleh Departemen Pertahanan selama 17 bulan terakhir untuk menarik senjata dari persediaannya sendiri dan mengirimkannya dengan cepat ke Ukraina, peralatan yang didanai melalui USAI dapat memakan waktu satu atau dua tahun sebelum sampai di garis depan pertempuran.
Oleh karena itu, paket baru ini tidak akan banyak membantu Ukraina dalam serangan ofensif saat ini, tetapi akan membantu dalam pertahanan negara di masa depan.
Paket bantuan ini mencakup dana untuk artileri, peralatan pembersih ranjau, berbagai jenis peluru dan amunisi, truk dan kendaraan lainnya, peralatan keamanan pelabuhan, dan sistem untuk melawan pesawat nirawak.
Baca Juga: Rusia Cabut dari Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Ukraina, Ini Dampaknya bagi Indonesia dan Dunia
Secara keseluruhan, AS telah menyediakan lebih dari $40 miliar dalam bantuan militer untuk Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022. Dari jumlah tersebut, sekitar $18 miliar berasal dari dana USAI jangka panjang, termasuk pengumuman terbaru ini.
NASAMS (Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Norwegia, juga dikenal sebagai Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Nasional) adalah sistem pertahanan udara jarak pendek hingga menengah yang didistribusikan dan terhubung jaringan, dikembangkan oleh Kongsberg Defence & Aerospace (KDA) dan Raytheon.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.