LVIV, KOMPAS.TV - Rusia meluncurkan serangan rudal jelajah pada hari Kamis (6/7/2023) ke kota Lviv di Ukraina barat yang jauh dari garis depan perang. Serangan ini menewaskan setidaknya lima orang di sebuah gedung apartemen.
Seorang pejabat menyebut serang ini sebagai serangan terberat terhadap wilayah sipil Lviv sejak pasukan Kremlin menyerbu negara tersebut tahun lalu.
Tim darurat dengan anjing pencari menyisir reruntuhan gedung setelah serangan malam hari yang menghancurkan atap dan dua lantai teratas. Menurut pihak berwenang setidaknya 36 orang terluka, seperti laporan Associated Press, Kamis (6/7/2023).
Orang termuda di antara lima korban yang tewas berusia 21 tahun, dan yang tertua berusia 95 tahun, kata Maksym Kozytskyi, Gubernur Provinsi Lviv.
"Wanita ini selamat dari Perang Dunia II, tetapi sayangnya, dia tidak selamat dari invasi penuh skala Rusia ke Ukraina," ujar Kozytskyi.
Puing-puing dan mobil yang hancur memenuhi jalan di luar gedung tersebut, yang menghadap taman kecil dengan ayunan dan peralatan bermain lainnya.
Korban terakhir ditemukan dari reruntuhan berjam-jam setelah serangan itu, dan tujuh orang yang selamat berhasil diselamatkan, kata Kementerian Dalam Negeri Ukraina. Sekitar 180 orang menerima dukungan psikologis setelah serangan itu.
Walikota Lviv, Andriy Sadovyi, mengatakan sekitar 60 apartemen dan 50 mobil di daerah yang terkena serangan mengalami kerusakan. Dia mengumumkan dua hari berkabung resmi.
Baca Juga: IAEA Tidak Temukan Tanda Peledak di Atap PLTN Zaporizhzhia Seperti Tuduhan Ukraina
Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina, Bridget Brink, menggambarkan serangan itu sebagai "kejam", "Serangan berulang Rusia terhadap warga sipil sangat mengerikan," tulisnya di Twitter.
Pasukan udara Ukraina melaporkan telah mengintersep tujuh dari 10 rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan Rusia dari Laut Hitam menuju wilayah Lviv dan kota bernama sama dengan jarak lebih dari 800 kilometer (500 mil) pada sekitar Pukul 1 pagi, Kamis.
Pasukan Kremlin secara berulang kali menyerang wilayah sipil selama perang ini, meskipun pejabat Rusia mengatakan mereka hanya mengincar target yang memiliki nilai militer.
Lviv terletak dekat perbatasan barat dengan Polandia dan berjarak lebih dari 500 kilometer (300 mil) dari garis depan perang di Ukraina timur dan selatan, di mana serangan balik Kyiv untuk mengusir pasukan Rusia berada pada tahap awal.
Sadovyi, wali kota, menyampaikan pesan kepada warga dalam sebuah video, mengatakan serangan ini adalah yang terbesar terhadap infrastruktur sipil Lviv sejak dimulainya invasi tahun lalu.
"Orang Rusia sedang menyerang kita. Itulah cara mereka mencintai kita. Saya minta maaf bagi orang-orang yang tewas. Mereka masih muda. Saya sangat menyesal untuk mereka," kata Ganna Fedorenko, seorang warga setempat, sambil menyilangkan tangannya di dadanya.
Baca Juga: Ukraina Akui Justru Terdesak Pasukan Rusia Saat Serangan Balik, AS Berencana Kirim Bom Tandan
Dia mengalami luka di wajahnya, dan sebuah plester perekat berubah merah karena darah di pipi kanannya. "Ini mengerikan. Mereka menyerang warga sipil."
Kementerian Dalam Negeri mengatakan 64 orang harus meninggalkan rumah mereka. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berjanji akan "menanggapi musuh. Tanggapan yang nyata."
Dia kemudian pergi dalam perjalanan resmi ke Bulgaria atas undangan pemerintah baru yang pro-Barat, dengan pembicaraan tentang pasokan senjata dalam agenda tersebut.
Pembaruan dari pasukan udara Ukraina tentang jalur rudal selama malam menunjukkan bahwa rudal-rudal tersebut terbang ke wilayah Kyiv terlebih dahulu, lalu berbelok ke barat menuju Lviv. Rusia sering mengubah rute rudal dan pesawat tak berawak mereka untuk mencari titik lemah dalam pertahanan udara Ukraina.
Pada awal perang, Lviv menjadi titik transit utama bagi jutaan pengungsi dari berbagai bagian negara yang melintasi perbatasan ke Eropa. Ratusan ribu orang Ukraina dari timur dan selatan tetap tinggal di Lviv yang lebih tenang dan aman.
Seperti negara lainnya, Lviv mengalami pemadaman listrik ketika Rusia menembakkan ratusan rudal selama musim dingin, dengan tujuan menghancurkan sistem energi Ukraina. Namun, serangan-serangan di kota tersebut tidak sesering di ibu kota Kyiv, dan serangan Kamis ini sangat mengejutkan bagi banyak orang di kota tersebut.
Warga Ukraina berbagi pesan dukungan di media sosial untuk penduduk Lviv.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.