BRUSEL, KOMPAS.TV - Uni Eropa memperingatkan bahwa Rusia menjadi lebih berbahaya setelah pemberontakan singkat pasukan bayaran Wagner, yang menurut Uni Eropa mengungkapkan Presiden Vladimir Putin ternyata lebih lemah daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan "getaran" akibat pemberontakan Wagner masih terjadi.
"Putin yang lebih lemah adalah bahaya yang lebih besar," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, saat tiba di puncak pertemuan di Brussel.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan meskipun "masih terlalu dini" untuk membuat kesimpulan, pemberontakan Wagner pada 24 Juni mengungkapkan "retakan dan perpecahan" di Rusia.
Pemimpin Barat menegaskan kekacauan di Rusia adalah masalah internal yang tidak melibatkan mereka.
"Sebaliknya, pembicaraan di puncak tersebut difokuskan pada upaya untuk mendukung Ukraina secara militer dan finansial dalam melawan pasukan Rusia," kata Von der Leyen.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpartisipasi melalui sambungan video.
Baca Juga: Sekjen NATO Sebut Pemberontakan Wagner Ungkap Perpecahan di Sistem Rusia
Stoltenberg kemudian mengumumkan melalui cuitannya bahwa kerja sama NATO-Uni Eropa di bidang keamanan lebih penting dari sebelumnya dan semakin diperdalam, termasuk untuk mendukung Ukraina dan melindungi infrastruktur kritis.
Negara-negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Belarus, di mana bos Wagner Yevgeny Prigozhin kini berada di pengasingan, menyatakan kekhawatiran bahwa banyak pasukan Wagner mungkin juga menerima tawaran Kremlin untuk bergabung dengannya.
"Kami sangat prihatin dengan perkembangan di Belarus," kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.
"Kelompok petempur, atau pembunuh berantai seperti yang saya sebutkan, mereka bisa muncul di Belarus kapan saja dan tidak ada yang tahu kapan mereka akan berbalik melawan kami," ujar Nauseda.
Meskipun Moskow tidak mengendurkan perangnya di Ukraina dan berusaha memperlihatkan kesan normalitas, pejabat Uni Eropa memprediksi Putin akan mengambil tindakan di dalam Rusia untuk mencoba mengembalikan citranya sebagai pemimpin yang tidak dapat dipertanyakan.
"Putin telah kehilangan monopoli kekuatan," kata Borrell, sambil menambahkan "saya berasumsi Putin akan membersihkan situasi secara internal dan bersikap lebih tegas".
Ia mengatakan badan intelijen negara-negara Uni Eropa sedang menganalisis skenario yang mungkin terjadi di Moskow, karena "sekarang kita harus melihat Rusia sebagai risiko karena ketidakstabilan internal".
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.