Kompas TV internasional kompas dunia

Biden Klaim AS dan NATO Tidak Terlibat dalam Pemberontakan di Rusia oleh Tentara Bayaran Wagner

Kompas.tv - 27 Juni 2023, 07:00 WIB
biden-klaim-as-dan-nato-tidak-terlibat-dalam-pemberontakan-di-rusia-oleh-tentara-bayaran-wagner
Presiden Amerika Serikat Joe Biden hari Senin, (26/6/2023) di Washington DC mengatakan Amerika Serikat dan NATO tidak terlibat dalam pemberontakan singkat di Rusia oleh pasukan bayaran Wagner Group. Biden mengatakan masih "terlalu dini" untuk menilai dampak pemberontakan itu terhadap perang di Ukraina. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Washington DC mengatakan AS dan NATO tidak terlibat dalam pemberontakan singkat di Rusia oleh pasukan bayaran Wagner Group, Senin (26/6/2023). Biden mengatakan masih "terlalu dini" untuk menilai dampak pemberontakan itu terhadap perang di Ukraina.

Melansir Associated Press, Selasa (27/6/2023), Biden mengatakan ia telah melakukan panggilan video dengan para sekutu pada akhir pekan dan mereka semua sepakat bekerja untuk memastikan bahwa mereka tidak memberikan alasan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk "menyalahkan Barat" atau NATO.

"Kami menyatakan dengan jelas bahwa kami tidak terlibat. Kami tidak memiliki hubungan apapun dengan hal ini," kata Biden. "Ini adalah bagian dari perjuangan dalam sistem Rusia."

Biden juga berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada akhir pekan mengenai situasi tersebut dan mengatakan bahwa ia berniat untuk berbicara dengan Zelenskyy lagi pada Senin malam atau Selasa pagi.

"Saya mengatakan kepadanya, tidak peduli apa yang terjadi di Rusia, biarkan saya mengatakannya lagi, tidak peduli apa yang terjadi di Rusia, kami di AS akan terus mendukung pertahanan, kedaulatan, dan integritas wilayah Ukraina," ujar Biden.

Perselisihan antara pemimpin Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, dan jajaran militer Rusia yang terus memuncak sepanjang perang tersebut meletus menjadi pemberontakan yang melibatkan para pasukan bayaran meninggalkan Ukraina untuk merebut markas militer di sebuah kota di selatan Rusia.

Mereka menempuh ratusan kilometer menuju Moskow sebelum akhirnya berbalik setelah kurang dari 24 jam pada Sabtu (24/6).

Pada awal Senin, Prigozhin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membuat komentar publik dengan tujuan mengecilkan krisis tersebut.

Baca Juga: Prigozhin Akhirnya Buka Suara: Kami Melawan karena Wagner akan Dibubarkan, Bukan untuk Dongkel Putin

Pemimpin kelompok militer Wagner, Yevgeny Prigozhin, baru saja mengunggah pesan audio selama 11 menit di akun Telegram, menyatakan alasan tindakannya adalah karena tidak setuju menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan perusahaan tentara bayaran miliknya akan berhenti beroperasi pada tanggal 1 Juli, bukan untuk mendongkel Putin. (Sumber: Telegram / Orchestra_W)

Biden mengatakan masih banyak yang belum pasti setelah tantangan yang paling signifikan terhadap otoritas Putin selama masa jabatannya yang panjang.

"Kami akan terus mengevaluasi akibat dari peristiwa akhir pekan ini dan implikasi dari Rusia dan Ukraina," kata Biden. "Tapi masih terlalu dini untuk mencapai kesimpulan definitif tentang arah peristiwa ini."


Usai bungkam selama 24 jam menyusul pemberontakannya yang gagal, pemimpin kelompok militer Wagner, Yevgeny Prigozhin, akhirnya buka suara, Senin (26/6/2023).

Dalam pesan audio selama 11 menit di akun Telegram, Senin (26/6/2023). Prigozhin menyatakan, alasan tindakannya adalah karena tidak setuju menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia dan perusahaan tentara bayaran miliknya akan berhenti beroperasi pada tanggal 1 Juli, bukan untuk mendongkel Putin.

Bos kelompok Wagner Yevgeny Prigozhin menjelaskan, ia tidak mengincar Putin ketika pasukannya bergerak menuju Moskow. "Kami tidak mengepung kepemimpinan Rusia," katanya.

Dalam pesan audio selama 11 menit tersebut, ia mengatakan, "Tujuan dari pengepungan ini adalah untuk menghindari kehancuran Wagner dan untuk menuntut tanggung jawab para pejabat yang melalui tindakan mereka yang tidak profesional telah melakukan sejumlah kesalahan besar", seperti laporan Associated Press, Senin (26/6).

Ia mengungkapkan penyesalan Wagner bahwa "mereka harus menyerang pesawat Rusia" dan mereka berbalik arah "untuk menghindari pertumpahan darah tentara Rusia".

Berbicara tentang kondisi kesepakatan yang dilaporkan telah tercapai untuk mengakhiri pemberontakan Wagner akhir pekan lalu, Prigozhin mengeklaim kelompok tersebut "secara kategoris menentang keputusan untuk menutup Wagner pada tanggal 1 Juli 2023 dan menggabungkannya ke dalam Kementerian Pertahanan".

 

 



Sumber : Associated Press



BERITA LAINNYA



Close Ads x