“Jika ada neraka, maka ini lebih buruk daripada itu,” kata Yatsenko dikutip dari Express, Minggu (18/6/2023).
Ia mengatakan, dirinya tahu bahwa keduanya telah disiksa karena mereka jadi mudah berpikir untuk bunuh diri dan tentara yang termuda sudah mencoba melakukannya.
Yatsenko mengatakan bahwa ketika ia mendengar cerita mereka, ia langsung ke kamar mandi dan menangis.
Salah satu korban mengatakan kepadanya, ia tak tahu bagaimana mereka bisa selamat karena ada begitu banyak darah.
Mereka menjelaskan bagaimana seorang tentara Rusia menggandakan penghinaan dengan memberi tahu mereka bahwa pengebirian itu dilakukan agar mereka tak memiliki anak.
Tidakan tersebut digambarkan Yatsenko sebagai genosida.
Baca Juga: Serangan Balik Ukraina Semakin Intens, Kembali Bebaskan Desa di Zaphorizhia dari Tangan Rusia
Serelah perawatan, yang tertua dari tentara itu kembali bertugas di ketentraan Ukraina.
Hal itu mengikuti banyak laporan tentang militer Rusia dan taktik tidak manusiawi dan menjijikan yang diadopsi selama perang dengan Ukraina.
Dilaporkan para ahli PBB pada pekan lalu mengeklaim Rusia juga melakukan eksekusi dengan penghinaan, penyiksaan dengan sengatan listrik dan hooding.
Tujuan utama dari hooding adalah penghilangan sensorik selama interogasi, dan merupakan pelanggaran hukum internasional di bawah Konvensi Jenewa.
Sumber : Express
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.