DUBLIN, KOMPAS.TV - Pramugari maskapai penerbangan Irlandia, Ryannair melakukan salah sebut dengan mengatakan Ibu Kota Israel, Tel Aviv di Palestina.
Hal tersebut membuat Ketua Eksekutif Ryannair meminta maaf atas insiden tersebut.
CEO Ryanair Eddie Wilson mengatakan kepada kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Yahudi di Simon Wiesenthal Center bahwa itu adalah kesalahan tak disengaja.
Baca Juga: Putin Telah Tempatkan Senjata Nuklir Rusia di Belarusia, AS: Tak Ada Indikasi akan Serang Ukraina
Insiden tersebut terjadi pada penerbangan Ryanair pada 10 Juni dari Bologna ke Tel Aviv.
Dikutip dari BBC, Jumat (16/6/2023), menurut surat Wilson kepada Simon Wiesenthal Center, seorang kru kabin junior secara tak sengaja namun entah kenapa mengumumkan pesawat akan mendarat di Palestina.
Beberapa penumpang dilaporkan mengeluhkan kesalahan tersebut.
Wilson mengatakan bahwa Ryanair merasa puas 100 persen, karena ini adalah kesalahan tak disengaja tanpa ada nuansa atau niat politik.
Ia juga mengungkapkan setelah pengumuman yang dibuat dalam bahasa Italia dan Inggris, beberapa penumpang mengeluh dan terus bersikap kasar, bahkan setelah awak kabin meminta maaf.
Menurut Wilson, polisi harus dipanggil untuk menemui pihak maskapai saat pesawat mendarat.
Bagi kebanyakan orang Israel, penggunaan nama Palestina bagi Israel modern menunjukkan tidak diakuinya negara Yahudi dan dipandang provokatif.
Baca Juga: China Ingin Damaikan Palestina-Israel, Xi Jinping Tawarkan 3 Poin Proposal Perdamaian
Beberapa komentator di media Israel meminta warga Israel memboikot Ryanair jika permintaan maaf tak dibuat.
Wilson pun mengatakan bahwa Israel adalah mitra penting untuk Ryanair, dan menambahkan bahwa maskapai itu adalah yang kedua terbesar di Israel.
Irlandia sendiri meski memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, merupakan salah satu negara Eropa yang memberikan dukungan kepada Palestina.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.