KIEV, KOMPAS.TV - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang Kemanusiaan dan Koordinasi Bantuan Martin Griffiths menyebut Ukraina menghadapi krisis kemanusiaan yang "sangat buruk" usai jebolnya Bendungan Nova Kakhovka di aliran Sungai Dnieper, pekan ini.
Ia memperingatkan bahwa konsekuensi peledakan Bendungan Nova Kakhovka baru akan terlihat dalam waktu dekat.
Griffiths menyebut saat ini telah ada 700.000 orang di Ukraina kekurangan air bersih dan peledakan Bendungan Nova Kakhovka akan memperparahnya. Jebolnya bendungan itu disebut akan menimbulkan "arus masalah."
"Ini adalah masalah menular. Sebenarnya, ini barulah awal dari konsekuensi-konsekuensi atas tindakan tersebut (peledakan bendungan)," kata Griffiths, seperti dilansir The Guardian, Sabtu (10/6/2023).
Baca Juga: Rusia Klaim Pukul Mundur Serangan Balik Ukraina Gelombang Awal, Ini Klaim Rinciannya
Arus banjir dari Nova Kakhovka merusak lahan-lahan pertanian di Ukraina yang disebut-sebut sebagai "keranjang roti" Eropa.
Rusaknya lahan pertanian Ukraina pun dikhawatirkan memicu berkurangnya ekspor gandum yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan harga pangan di dunia.
Aliran bantuan pangan untuk jutaan masyarakat yang membutuhkan pun dikhawatirkan berkurang.
Griffiths sendiri menyebut PBB telah mengoordinasikan bantuan untuk 30.000 warga terdampak banjir di wilayah yang dikuasai Ukraina.
PBB telah menemui otoritas Rusia untuk mengirim bantuan ke korban banjir di wilayah pendudukan.
Otoritas Rusia dan Ukraina sendiri saling tuduh mengenai dalang peledakan Bendungan Nova Kakhovka. Kiev menuduh Moskow sengaja meledakkan bendungan untuk menciptakan bantuan kemanusiaan dan mengganggu proses serangan balik.
Baca Juga: Bendungan Nova Kakhovka Jebol, Bahaya Ranjau Apung Intai Warga
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.