LONDON, KOMPAS.TV – Sidang tuntutan Pangeran Harry terhadap penerbit surat kabar diselenggarakan pada Kamis (8/6/2023) di London. Dalam persidangan ini, seorang mantan reporter tabloid diinterogasi tentang informasi yang dipublikasikan medianya.
Pada hari terakhir pembuktian, pengacara Pangeran Harry, David Sherborne, menginterogasi mantan koresponden kerajaan untuk Daily Mirror Jane Kerr. Tulisan Kerr muncul dalam 33 artikel yang disebut Harry sebagai contoh pelanggaran hukum yang dilakukan penerbit Surat Kabar Mirror Group.
Pengacara menanyakan kepada Kerr, apakah informasi yang dia dapatkan berasal dari peretasan telepon.
“Sama sekali tidak,” kata Kerr dengan nada marah.
“Saya tidak pernah menyadap pesan suara. Saya bahkan tidak tahu caranya," ujar Kerr seperti dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Meghan Markle Tak Temani Pangeran Harry di Penobatan Raja Charles III
Dia juga membantah mengetahui tentang pelanggaran hukum oleh jurnalis lepas atau penyelidik swasta yang dipekerjakan oleh surat kabar tersebut.
Kerr mengakui dalam pernyataan saksi tertulisnya bahwa Piers Morgan, yang mengedit Daily Mirror antara 1995 dan 2004, kadang-kadang mengarahkan atau menyuntikkan informasi ke dalam sebuah cerita tanpa diketahui sumbernya.
Ditanya oleh Sherborne tentang sumber kutipan tersebur dia berkata, “Saya tidak dapat mengatakan dengan pasti dari mana saya mendapatkannya, karena saya tidak dapat mengingatnya. Mungkin saja Piers memberikannya kepadaku.”
Morgan membantah mengetahui tentang peretasan telepon di Mirror, dan perusahaan tersebut menentang klaim Harry. Mirror Group sebelumnya telah membayar lebih dari 100 juta pound (125 juta Dollar AS ) untuk menyelesaikan ratusan klaim pengumpulan informasi yang melanggar hukum, dan mencetak permintaan maaf kepada korban peretasan telepon pada tahun 2015.
Harry, yang terbang dari rumahnya di California untuk bersaksi awal pekan ini, tidak hadir di Pengadilan Tinggi pada hari Kamis. Dia menghabiskan satu setengah hari di kotak saksi pada hari Selasa dan Rabu untuk menjawab pertanyaan tentang klaimnya bahwa tabloid Inggris telah mengintai hidupnya secara tidak sah selama masa kanak-kanak dan selama masa dewasa mudanya.
Dia menuduh bahwa surat kabar Mirror meretas telepon, menyadap kendaraan, dan menggunakan metode terlarang lainnya untuk mendapatkan informasi pribadi yang mereka sebarkan sebagai berita kerajaan.
Dia mengatakan tindakan itu meracuni hubungan dengan teman, guru, dan pacar - dan bahkan menyebabkan perselisihan dengan saudara laki-lakinya, Pangeran William. Atas pemberitaan itu, Pangeran Harry menderita depresi dan paranoia.
Sebelumnya Koran Mirror Group telah meminta maaf atas satu kejadian di mana ia menyewa penyelidik swasta untuk menggali informasi tentang Harry.
Baca Juga: Pangeran Harry Langsung Kembali ke AS Usai Hadiri Penobatan Raja Charles III
Harry, 38, adalah satu dari empat penggugat yang melakukan tuntutan hukum terhadap Surat Kabar Mirror Group, yang disidangkan bersama di Pengadilan Tinggi di London. Sidang akan berlangsung hingga akhir Juni, dengan hakim, Timothy Fancourt. Keputusan hakim kemungkinan akan disampaikan dalam beberapa minggu kemudian.
Harry meninggalkan kehidupan kerajaan pada tahun 2020. Dia menyatakan penyebab dirinya dan istrinya meninggalkan kerajaan adalah karena penguntitan tak tertahankan dari media, dan dugaan rasisme terhadap istrinya. Selain Mirror Group, dia juga menggugat dua penerbit surat kabar lainnya atas dugaan peretasan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.