TEHRAN, KOMPAS.TV - Iran hari Senin, (8/5/2023) mengatakan bahwa masih memungkinkan untuk menyelamatkan kesepakatan pemulihan perjanjian nuklirnya jika pihak Barat, terutama Amerika Serikat, berhenti melakukan penundaan yang disengaja secara berulang-ulang.
Ini terjadi lima tahun setelah AS menarik diri dari perjanjian nuklir tahun 2015 yang memberikan Iran keringanan sanksi internasional sebagai imbalan untuk pembatasan program nuklirnya.
"Kesepakatan ini masih memungkinkan baik dari segi teknis maupun politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, seperti yang dilaporkan oleh Arab News, Selasa, (9/5/2023).
Dia mengatakan "pihak lain, terutama AS, sengaja mengulur-ulur" dalam memulihkan kesepakatan tersebut, sambil mengungkapkan harapannya mereka mampu menunjukkan "tekad politik" untuk kembali berkomitmen terhadap implementasinya.
Tepat lima tahun yang lalu, Presiden AS saat itu Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Iran, memicu Teheran mundur dari komitmen-komitmen yang ditujukan untuk mencegahnya dari mengembangkan senjata nuklir, sesuatu yang Iran selalu bantah dan sangkal.
Kanani hari Senin mengatakan kebijakan Iran "tidak memungkinkan masalah terkait aktivitas nuklir damai Iran menjadi penghalang proses kerjasama Iran" dengan IAEA.
Baca Juga: Panas! Menteri Israel Ungkap Peluang Serang Pusat Nuklir Iran Beberapa Tahun Lagi
Pada bulan Maret, kepala Badan Tenaga Atom Internasional Rafael Grossi mengunjungi Tehran setelah inspektornya di negara itu menemukan partikel uranium yang ditingkatkan hingga di bawah level senjata.
Tehran membantah ingin memperoleh senjata nuklir dan mengatakan mereka tidak pernah melakukan upaya memperkaya uranium di atas tingkat kemurnian 60 persen, dengan menunjukkan fluktuasi yang tidak disengaja mungkin terjadi selama proses pengayaan.
"Republik Islam Iran sedang melanjutkan roadmap dalam kerangka kunjungan ke Iran oleh Grossi ... dan sehubungan dengan hal ini, tindakan praktis dan operasional telah diperkenalkan dan kita bergerak maju," tambah Kanani.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.