KIEV, KOMPAS.TV - Kebakaran besar terjadi di sebuah reservoir atau tempat penampungan minyak di Semenanjung Krimea setelah dihantam oleh sebuah drone, seorang pejabat yang ditunjuk Rusia melaporkannya, Sabtu (29/4/2023), seperti laporan Associated Press.
Mikhail Razvozhayev, gubernur yang diangkat oleh Moskow untuk kota pelabuhan semenanjung Laut Hitam, Sevastopol, mengunggah video dan foto kebakaran tersebut di saluran Telegramnya.
Razvozhayev mengatakan kebakaran tersebut diberi peringkat tertinggi dalam hal seberapa sulitnya memadamkannya.
Dia tidak mengatakan apakah drone yang dia sebut sebagai penyebab kebakaran berasal dari Ukraina.
Rusia memasukkan Krimea ke wilayahnya dari Ukraina pada tahun 2014, suatu tindakan yang sebagian besar dunia anggap sebagai ilegal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan negaranya berupaya merebut kembali semenanjung tersebut selama serangan skala penuh Rusia saat ini.
Insiden ini terjadi sehari setelah Rusia menembakkan lebih dari 20 rudal jelajah dan dua drone ke Ukraina, menewaskan setidaknya 23 orang.
Baca Juga: Serangan 20 Rudal dan Drone Rusia di Ukraina Tewaskan Belasan Orang
Hampir semua korban meninggal ketika dua rudal menabrak gedung apartemen. Tiga anak termasuk di antara korban tewas.
Razvozhayev mengatakan kebakaran reservoir minyak tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan tidak akan menghambat pasokan bahan bakar di Sevastopol.
Kota tersebut telah menjadi sasaran serangan drone secara teratur, terutama dalam beberapa minggu terakhir.
Minggu ini, Razvozhayev melaporkan bahwa militer Rusia menghancurkan sebuah drone laut Ukraina yang mencoba menyerang pelabuhan dan satu lagi meledak, merusak jendela beberapa gedung apartemen, tetapi tidak menimbulkan kerusakan lainnya.
Pejabat Ukraina tidak segera mengomentari kebakaran reservoir minyak di Krimea tersebut.
Setelah serangan sebelumnya di Krimea, Kiev biasanya tidak mengeklaim tanggung jawab secara terbuka tetapi menekankan bahwa negara tersebut punya hak untuk menyerang target mana pun sebagai respons terhadap agresi Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.