NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan Dewan Keamanan bahwa konflik Sudan bisa merembet ke negara-negara sekitarnya. Ia mendeskripsikan perang militer vs paramiliter di Sudan saat ini "menyakitkan."
Guterres menilai kondisi negara tetangga Sudan rentan karena pernah mengalami konflik sedekade belakangan. Di timur Afrika, Sudan bertetangga dengan Chad, Mesir, Libya, Eritrea, Ethiopia, Sudan Selatan, dan Republik Afrika Tengah.
Baca Juga: Bekas Diktator Sudan Omar al-Bashir Tidak Diketahui Keberadaannya Usai Serangan ke Penjara
"Sudan bertetangga dengan tujuh negara, semuanya pernah terlibat dalam konflik atau menyaksikan kerusuhan sipil yang serius sedekade belakangan," kata Guterres dikutip Al Jazeera, Rabu (26/4/2023).
Sementara itu, Utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes mengingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa pihak militer yang dipimpin Jenderal Abdul Fattah Al-Burhan dan paramiliter yang dipimpin Jendera Muhammad Hamdan Dagalo sama-sama ngotot berperang dan yakin menang.
"Belum ada tanda yang jelas bahwa masing-masing pihak siap bernegosiasi dengan serius, menandakan kedua pihak berpikir bahwa kemenangan militer atas lawannya masih mungkin," kata Perthes.
Seiring pertempuran yang meluas di Sudan, berbagai negara mengevakuasi warganya dari negara itu. Indonesia sendiri telah mengevakuasi lebih dari 500 WNI dari Sudan per Selasa (25/4) kemarin.
Bentrok Sudan pecah karena militer dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) bertempur di ibu kota Khartum pada 15 April lalu. Bentrok yang melibatkan senjata berat ini kemudian meluas ke kota-kota lain.
Baca Juga: WHO: Laboratorium Nasional Sudan Berisi Virus Mematikan Diduduki Pihak Bertikai, Situasi Berbahaya
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.