KHARTUM, KOMPAS.TV - Pihak militer dan kelompok militer Rapid Support Forces (RSF) kembali bertempur di Sudan usai kesepakatan gencatan senjata dilanggar pada Selasa (18/4/2023) lalu. Pertempuran pun memasuki hari kelima di ibu kota Khartum dan sekitarnya per Rabu (19/4).
Militer dan RSF sedianya melaksanakan gencatan senjata selama 24 jam yang dimulai Selasa (18/4) pukul 18.00 waktu setempat. Namun, beberapa menit usai waktu gencatan tiba, kedua pihak langsung berperang lagi.
Belum diketahui bagaimana kronologi gencatan senjata Sudan bisa buyar begitu cepat. Kedua pihak menuduh lawan masing-masing melanggar gencatan terlebih dulu.
Baca Juga: Pertempuran di Ibu Kota Sudan Makin Besar, Jepang Bersiap Evakuasi Seluruh Warganya
Menurut laporan Al Jazeera, puluhan ribu penduduk Khartum mengungsi dari ibu kota per Rabu (19/4). Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan 270 orang telah tewas sejak pertempuran dimulai pada Sabtu (16/4) lalu.
Para penduduk sedianya akan dievakuasi begitu gencatan senjata ditetapkan. Namun, penduduk terpaksa menentukan nasib sendiri dan berkata bahwa jalanan Khartum dipenuhi mayat.
"Markas komando pusat angkatan bersenjata menjadi pusat pertempuran hebat sejak awal. Lalu ada (pertempuran) di bandara, serangan udara diluncurkan di sekitarnya karena militer menyebut di sanalah RSF ditempatkan," kata Hiba Morgan, reporter Al Jazeera di Khartum.
"Di permukiman penduduk di dekatnya, orang-orang dapat mendengar baku tembak artileri berat," lanjutnya.
Dalam perkembangan terpisah, RSF mengaku akan memulangkan pasukan Mesir yang diposkan di Bandara Merowe. Pasukan akan dikembalikan ke Kairo "begitu situasinya mengizinkan."
Baca Juga: Penjelasan Pertempuran Sudan: Dua Jenderal Berebut Kuasa, Satu Negara Membara
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.