LONDON, KOMPAS.TV - Sebuah virus purba berusia jutaan tahun ternyata memiliki kemampuan membantu lawan kanker.
Menurut ilmuwan, virus tersebut tersembunyi dalam DNA manusia.
Studi oleh Institut Francis Crick menunjukkan sisa-sisa yang tak aktif dari virus-virus tua ini terbangun ketika sel-sel kanker lepas kendali.
Ini secara tidak sengaja membantu sistem kekebalan untuk menargetkan dan menyerang tumor.
Baca Juga: Presiden Iran Kecam Negara Arab yang Normalisasi dengan Israel: Menusuk Palestina dari Belakang
Dilansir dari BBC, Sabtu (15/4/2023), tim ilmuwan tersebut ingin memanfaatkan penemuan itu untuk merancang vaksin yang dapat meningkatkan pengobatan kanker, atau bahkan mencegahnya.
Para peneliti telah memperhatikan hubungan antara kelangsungan hidup yang lebih baik dari kanker paru-paru dan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang disebut sel-B, dan mengelompok di sekitar tumor.
Sel-B adalah bagian dari tubuh kita yang memproduksi antibodi dan lebih dikenal karena perannya dalam melawan infeksi, seperti Covid-19.
Apa yang mereka lakukan pada kanker paru-paru adalah sebuah misteri, tetapi serangkaian eksperimen rumit menggunakan sampel dari pasien dan uji hewan menunjukkan bahwa virus itu masih berusaha melawan virus kanker.
“Ternyata antibodi mengenali sisa-sisa dari apa yang disebut retrovirus endogen,” kata Direktur Penelitian Asosiasi di Institut Grancis Crick, Profesor Julian Downward.
Retrovirus memiliki trik bagus untuk menyelipkan salinan instruksi genetiknya di dalam tubuh manusia.
Lebih dari 8 persen dari apa yang dianggap sebagai DNA manusia, sebenarnya berasal dari virus.
Beberapa retrovirus ini menjadi bagian dari kode genetik puluhan juta tahun yang lalu dan dibagi dengan ker besar, yang kerap disebut sebagai kerabat evolusioner manusia.
Retrovirus lain mungkin telah memasuki DNA manusia beberapa ribu tahun yang lalu.
Beberapa dari instruksi asing ini, dari waktu ke waktu telah berkumpul dan melayani tujuan yang berguna di dalam sel kita, tetapi yang lain dikontrol dengan ketat untuk menghentikan penyebarannya.
Namun, kekacauan mendominasi di dalam sel kanker ketika tumbuh tak terkendali, dan kontrol ketat dari virus purba ini hilang.
Instruksi genetik kuno ini tak lagi dapat menghidupkan seluruh virus, tetapi mereka dapat membuat fragmen virus kuno yang cukup bagi sistem kekebalan untuk menemukan ancaman virus kanker.
“Sistem kekebalan ditipu untuk percaya bahwa sel tumor terinfeksi dan mencoba untuk menghilangkan virus (kanker), jadi ini semacam sistem alarm,” ujat Kepala Imunologi Retroviral Pusat Penelitian Biomedis, Prof George Kassiotis.
Baca Juga: Bentrokan Berdarah di Sudan Sudah 25 Orang Tewas: Tak Ada WNI Jadi Korban, Ini Call Center KBRI
Antibodi memanggil bagian lain dari sistem kekebalan yang membunuh sel yang terinfeksi.
Sistem kekebalan mencoba menghentikan virus tetapi dalam kasus ini mengeluarkan sel kanker.
Prof Kassiotis mengatakan itu adalah pembalikan peran yang luar biasa untuk retrovirus.
Menurutnya di masa kejayaannya, mungkin virus ini telah menyebabkan kanker pada nenek monyak kita, karena cara mereka menyerang DNA, tetapi sekarang malah melindungi dari kanker.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.