WASHINGTON, KOMPAS.TV - Dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) kembali bocor, dan kini menyebut AS Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mulai berpihak ke Rusia.
Dokumen Pentagon tersebut mengatakan bahwa Guterres akan mengakomodasi kepentingan Rusia.
Dokumen yang bocor di media online itu menunjukkan bahwa Washington memonitor lebih dekat terkait Guterres.
Beberapa di antaranya juga menggambarkan komunikasi pribadi yang melibatkan Guterres dan wakilnya.
Baca Juga: Dokumen Rahasia Pentagon Bocor, Ungkap AS Mata-matai Sekutu dan Keterlibatan di Perang Ukraina
Ini menjadi dokumen AS terbaru yang bocor secara online, yang membuat para pejabat AS berebut untuk meneliti sampai ke dasar.
Dikutip dari BBC, Kamis (13/4/2023), dokumen tersebut berisi pengamatan jujur dari Guterres tentang perang di Ukraina, dan sejumlah pemimpin Afrika.
Sedangkan salah satu dokumen yang bocor berfokus pada kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, yang ditengahi PBB dan Turki pada Juli, menyusul kekhawatiran akan krisis pangan global.
Dokumen ini menunjukkan bahwa Guterres sangat ingin mempertahankan kesepakatan sehingga ia bersedia mengakomodasi kepentingan Rusia.
“Guterres menekankan upayanya untuk meningkatkan kemampuan ekspor Rusia,” bunyi dokumen tersebut.
“Bahkan jika hal itu melibatkan entitas atau individu Rusia yang terkena sanksi,” tambahnya.
Berdasarkan penilaian dari dokumen itu, aksi Sekjen PBB tersebut merusak upaya yang lebih luas untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas tindakannya di Ukraina.
Sementara itu, para pejabat PBB tersinggung dengan anggapan sang sekjen bersikap lunak terhadap Moskow.
Salah seorang pejabat senior PBB mengatakan ia tak akan mengomentari dokumen yang bocor.
Namun, ia mengatakan PBB didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi dampak perang terhadap orang-orang termiskin di dunia.
“Hal itu berarti melakukan apa yang kami bisa untuk menurunkan harga makanan,” katanya.
“Dan untuk memastikan bahwa pupuk dapat diakses oleh negara-negara yang paling membutuhkannya,” tambah sang pejabat.
Pejabat PBB jelas tak senang interpretasi AS atas upaya Guterres, dan meereka mengatakan yang bersangkutan telah memperjelas penentangannya terhadap perang Rusia.
Dokumen lain yang berasal dari pertengahan Februari, menggambarkan percakapan anatara Guterres dan wakilnya, Amina Mohammed.
Di dalamnya, Guterres mengungkapkan kecemasan atas seruan Presiden Komunisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, agar Eropa memproduksi lebih banyak senjata dan amunisi sebagai akibat dari perang di Ukraina.
Baca Juga: Dokumen Rahasia AS tentang Perang Ukraina Diduga Bocor karena Debat Gamers di Server Discord
Sementara itu, Juru Bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby mengatakan bahwa Pemerintah AS berusaha keras mengungkap kebocoran tersebut.
“Ini adalah serangkaian kebocoran berbahaya. Kami takt ahu siapa yang bertanggung jawab, dan kami takt ahu mengapa,” ujarnya.
“Kami saat ini sedang menilai implikasi keamanan nasional, dan saat ini juga ada investigasi kriminal. Kami ingin sampai di dasarnya, kami ingin mencari tahu siapa yang melakukan ini, dan mengapa,” tambahnya.
Washington menjangkau secara aktif sekutu untuk menjawab pertanyaan yang mereka miliki tentang kebocran tersebut, sehingga menurutnya agar mereka tahu betapa seriusnya AS menangani ini.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.