GUINEA EKUATORIAL, KOMPAS.TV – Dunia kini menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan adanya dua wabah virus Marburg yang terjadi secara bersamaan di Guinea Ekuatorial dan Tanzania.
Seperti laporan France24, Rabu (12/4/2023), Virus Marburg ini sama mematikannya dengan virus Ebola karena keduanya berkaitan erat, namun wabah virus Marburg selama ini sangat jarang terjadi.
Pada 21 Maret lalu, Tanzania mengumumkan terjadinya wabah virus Marburg di negaranya. Hal ini menjadi sebuah sejarah baru, mengingat sebelumnya hanya Guinea Ekuatorial yang melaporkan wabah tersebut.
Hingga 6 April, dari delapan kasus yang terkonfirmasi, lima orang dilaporkan meninggal oleh US Center for Disease Control (CDC). CDC memperingatkan dokter di Amerika Serikat untuk “mewaspadai potensi kasus impor” walau risiko penyebaran virus ini ke Amerika Serikat rendah.
Baca Juga: Virus Marburg Telan 9 Korban Jiwa di Afrika, Kementerian Kesehatan Imbau Indonesia Waspada
Saat ini, Guinea Ekuatorial menjadi negara yang paling mengkhawatirkan karena hingga kini tercatat 15 kasus terkonfirmasi. Setidaknya 11 dari 15 pasien meninggal dalam beberapa hari setelah gejala awal muncul seperti muntah, diare, mual, dan demam tinggi.
Namun, Badan Kesehatan Dunia atau WHO menduga jumlah resmi tersebut belum mencerminkan jumlah kasus sesungguhnya, mengingat kasus terkonfirmasi berada di wilayah yang jauh satu sama lain, sehingga “mungkin ada penyebaran virus di masyarakat yang belum terdeteksi”, seperti yang dicatat oleh CDC.
"Ini adalah masalah, wabah virus Marburg yang belum pernah terjadi di dua negara yang berbeda," kata Paul Hunter, seorang epidemiolog dari University of East Anglia.
“Terdapat percepatan jumlah wabah virus Marburg selama beberapa tahun terakhir," tambah Cesar Munoz-Fontela, seorang spesialis penyakit menular tropis di Bernhard Nocht Institute for Tropical Medicine di Hamburg.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.